PEKALONGAN – Nama Hasan Hidayat mungkin tidak asing bagi sebagian orang, terutama di dunia usaha batik Pekalongan. Ia pernah sukses mengelola usaha Batik Sekarepe yang dikenal dengan motif-motif unik dan kualitas tinggi. Namun, kehidupan membawanya ke jalur yang berbeda. Kini, Hasan Hidayat dikenal sebagai terapis totok jari petir, sebuah metode terapi alternatif yang telah membantu banyak orang pulih dari berbagai penyakit.
Keahliannya dalam terapi totok jari petir tak datang begitu saja. Dengan latar belakang minat yang mendalam pada pengobatan tradisional, Hasan mendalami teknik totok jari yang dipercaya mampu memperlancar aliran energi dalam tubuh. Teknik ini telah ia modifikasi dan kembangkan sehingga efektif mengatasi berbagai keluhan, seperti stroke, nyeri lutut, gangguan pinggul, vertigo, dan penyakit lainnya.
“Saya merasa terpanggil untuk membantu orang lain. Pengalaman saya di dunia usaha mengajarkan bagaimana membangun kepercayaan, dan itu saya terapkan di bidang terapi ini,” ujar Hasan saat diwawancarai.
Baca Juga:MSI 14 Medono Jadi Madrasah Berbasis Takhasus dengan Visi Mencetak Generasi Berilmu dan Berakhlak MuliaKepala Kanwil Kemenag Jateng Kunjungi MII Pringlangu, Pererat Silaturahmi Antar Alumni
Metode terapi Hasan telah diakui oleh banyak pasiennya. Salah satu pasien, Ipung, menceritakan pengalamannya, “Saya mengalami nyeri lutut selama bertahun-tahun. Setelah menjalani beberapa sesi terapi dengan Pak Hasan, rasa sakitnya jauh berkurang. Sekarang saya bisa berjalan dengan nyaman.”
Tak hanya warga lokal, terapi totok jari petir Hasan Hidayat bahkan mulai dikenal di luar kota. Banyak pasien dari berbagai daerah rela datang untuk merasakan manfaat terapinya. Hasan pun terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik agar lebih banyak orang merasakan kesembuhan.
Dengan transformasinya dari pengusaha batik menjadi terapis, Hasan Hidayat membuktikan bahwa keahlian dan dedikasi dalam membantu orang lain bisa menjadi jalan hidup yang membawa berkah. Ia berharap metodenya dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat luas. (dur)