RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Penyakit demam berdarah (DB) masih menjadi ancaman serius di Kabupaten Kendal pada awal tahun 2025. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal mencatat, hingga 17 Januari 2025, sudah ada 28 kasus DB yang dilaporkan, dengan dua di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kendal, Agustinus Bambang Setyawan, mengonfirmasi data ini pada Senin, 20 Januari 2025. Ia mengungkapkan bahwa dua pasien yang meninggal merupakan warga Desa Tejorejo, Kecamatan Ringinarum, dan Desa Pandes, Kecamatan Cepiring.
“Hingga 17 Januari 2025, kami mencatat 28 kasus demam berdarah. Dua di antaranya meninggal dunia, dan sekitar 10 anak masih menjalani perawatan di RSUD Soewondo Kendal. Beberapa lainnya dirawat di rumah sakit lain di wilayah Kendal,” jelas Agustinus.
Baca Juga:Pendaftaran PPPK Tahap 2 Ditutup, Pemkab Batang Minta Honorer Manfaatkan PeluangTarget Rampung Maret 2025: Pembebasan Tanah Musnah untuk Bendung Gerak di Tirto
Kasus DB Diperkirakan Meningkat
Agustinus menambahkan, Januari hingga Februari memang menjadi periode rawan peningkatan kasus demam berdarah, seiring dengan intensitas musim hujan. Meski jumlah kasus bulan ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2024, potensi peningkatan tetap diwaspadai.
“Biasanya, kasus demam berdarah mulai meningkat pada bulan Januari dan mencapai puncaknya di bulan Februari. Oleh karena itu, kami terus memperkuat langkah pencegahan,” imbuhnya.
Upaya Pencegahan dengan PSN dan Edukasi
Untuk menekan penyebaran nyamuk Aedes aegypti, Dinkes Kendal menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di berbagai wilayah. Salah satu kegiatan terbaru dilakukan di Kecamatan Boja, yang sebelumnya mencatat jumlah kasus tertinggi.
Selain itu, gerakan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) juga dilaksanakan dengan membagikan bubuk abate ke rumah-rumah warga. Program serupa diterapkan di lingkungan sekolah melalui kampanye Simantik, di mana siswa diajak aktif mencari jentik nyamuk.
“Harapan kami, melalui gerakan PSN, Jumantik, dan Simantik, persebaran nyamuk Aedes aegypti bisa diminimalisir sehingga kasus DB tidak meningkat lebih jauh,” pungkas Agustinus.