Pemerintah Segera Bangun Jembatan Bailey untuk Pulihkan Akses ke Petungkriyono

Pemerintah Segera Bangun Jembatan Bailey untuk Pulihkan Akses ke Petungkriyono
JEMBATAN DARURAT: Paska putusnya Jembatan Tembelan di Desa Kayupuring, warga buat jembatan darurat dari bambu untuk titik penyeberangan pejalan kaki di Sungai Welo. Foto: Hadi Waluyo.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemkab Pekalongan berencana membangun jembatan bailey di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono. Pembangunan ini bertujuan untuk memulihkan akses utama yang terputus akibat robohnya Jembatan Tembelan akibat banjir bandang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, mengungkapkan bahwa akses menuju Petungkriyono dari arah bawah melalui Kecamatan Doro kini lumpuh total. “Bina Marga Provinsi Jawa Tengah dan PU sudah melakukan survei di lokasi. Kami akan segera memasang jembatan bailey agar jalur dapat kembali dilalui,” ujarnya, Kamis (23/1/2025).

Saat ini, perjalanan menuju Petungkriyono dari pusat kabupaten harus memutar melalui jalur Banjarnegara, dengan waktu tempuh yang lebih lama, sekitar tiga jam.

Baca Juga:Jembatan Tembelan Putus, Delapan Desa di Petungkriyono Terisolasi Akibat Banjir BandangAwal Tahun 2025, Bupati Kendal dan Pimpinan OPD Tanda Tangani Perjanjian Kerja untuk Percepatan Program Strate

Bentang Sungai Jadi Tantangan Pemasangan Bailey

Kepala DPU dan Taru Kabupaten Pekalongan, Murdiharso, menjelaskan bahwa hasil survei awal menunjukkan bentang sungai di lokasi jembatan yang putus mencapai lebih dari 40 meter, sedangkan panjang jembatan bailey yang tersedia kurang dari itu.

“Karena bentang sungai lebih panjang dari jembatan bailey yang dimiliki, pemasangannya tidak bisa langsung dilakukan. Kami bersama Bina Marga Jateng sedang menyiapkan solusi,” jelas Murdiharso.

Alternatif pemasangan yang sedang dikaji adalah memanfaatkan sebagian struktur jembatan yang masih berdiri dengan memperkuat pilar yang ada. Langkah ini dinilai dapat mempercepat pemasangan jembatan sementara hingga akses jalan kembali normal.

“Pemasangan bailey sebaiknya dilakukan di sisi jembatan yang putus, sehingga jika jembatan utama dibangun ulang, masyarakat masih bisa menggunakan bailey,” tambahnya.

Percepatan Penanganan Bencana Petungkriyono

Kabid Bina Marga DPU Kabupaten Pekalongan, Faruk, mengungkapkan bahwa Jembatan Tembelan sebelumnya memiliki panjang 24 meter dengan lebar 5 meter. Namun, akibat banjir bandang, tebing sungai tergerus sehingga bentangnya kini mencapai sekitar 40 meter.

“Kondisi ini menyulitkan pemasangan bailey yang panjangnya di bawah 30 meter. Karena itu, survei tambahan diperlukan untuk menentukan solusi terbaik, termasuk kemungkinan membuka lahan di sekitar lokasi jembatan yang putus,” kata Faruk.

Ia menegaskan, pembukaan akses jalan ke Petungkriyono sangat mendesak agar alat berat bisa segera masuk untuk mempercepat penanganan longsor yang masih terjadi di wilayah tersebut.

0 Komentar