RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Banjir yang melanda sejumlah wilayah Kota Pekalongan memaksa ratusan warga untuk mengungsi. Hingga Minggu (2/2/2025) pukul 12.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan mencatat total pengungsi mencapai 281 jiwa yang tersebar di tiga titik.
Sebagian besar pengungsi berada di Aula Kecamatan Pekalongan Barat dengan jumlah mencapai 180 orang. Sementara titik pengungsian lainnya adalah Mushola Al Munir RW 8 Tirto yang menampung 29 jiwa serta Masjid Al Ikhlas Sidomulyo Pasirkratonkramat yang menjadi tempat pengungsian bagi 72 warga.
“Curah hujan yang kembali tinggi sejak Sabtu malam membuat genangan naik kembali di wilayah Pekalongan Barat. Limpasan Sungai Bremi juga masih terjadi di Tirto,” ujar Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo.
Baca Juga:Kecelakaan Maut di Jalur Pantura Batang, Truk Tabrak Truk, Satu Orang Tewas di TempatRatusan Sapi di Kabupaten Pekalongan Terjangkit PMK, DKPP Tingkatkan Penanganan
Genangan banjir dengan ketinggian bervariasi masih terjadi di beberapa wilayah Kota Pekalongan, antara lain Tirto (30-80 cm), Podosugih (20-40 cm), Gamer (20 cm), Pasirkratonkramat (10-30 cm), Klego (20-40 cm), dan Bendan Kergon (15-40 cm).
Kondisi Pengungsi dan Penanganan Logistik
BPBD Kota Pekalongan mencatat di Aula Kecamatan Pekalongan Barat terdapat 180 pengungsi yang terdiri dari 16 balita, 28 anak-anak, 24 remaja, 86 dewasa, serta 26 lansia. Di Mushola Al Munir terdapat 1 balita, 8 remaja, 19 dewasa, dan 1 lansia, sementara di Masjid Al Ikhlas jumlah pengungsi meliputi 7 balita, 14 anak-anak, 8 remaja, 37 dewasa, dan 6 lansia.
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, yang akrab disapa Aaf, bersama Ketua TP PKK Hj Inggit Soraya meninjau langsung kondisi pengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat pada Kamis malam (30/1/2025).
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Camat setempat untuk merujuk dua bayi yang terus menangis ke Puskesmas Sokorejo. Ada juga lansia yang tinggal sendirian dengan kondisi pikun, yang kemudian kami bawa ke rumah singgah RPSBM Kuripan karena rumahnya tidak layak dihuni,” jelas Aaf.
Ia menegaskan bahwa kebutuhan logistik dan layanan kesehatan bagi para pengungsi telah terpenuhi.
“Untuk logistik sudah mencukupi berkat Dinsos-P2KB. Kami akan fokus mempercepat penanganan banjir dan rob agar permukiman di sekitar Sungai Bremi-Meduri tidak lagi terendam,” tambahnya.