RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN — Sebanyak 290 warga terdampak banjir di Kota Pekalongan masih memilih bertahan di tiga posko pengungsian hingga Senin (3/2/2025). Salah satu posko terbesar berada di Aula Kecamatan Pekalongan Barat yang menampung 189 pengungsi dari berbagai kelompok usia, mulai dari balita hingga lansia.
Kondisi banjir yang belum surut membuat sebagian besar warga belum berani pulang ke rumah. Slamet Tafsir (60), warga Kampung Baru Tirto RT 03 RW 08, mengungkapkan bahwa ketinggian air di sekitar rumahnya masih setinggi dada orang dewasa.
“Saya bersama istri, anak, dan cucu mengungsi sejak Kamis (30/1/2025). Rumah kosong karena tidak ada tempat aman, kasur dan barang-barang lain sudah ditaruh di atas meja. Jarak rumah saya dengan Sungai Bremi-Meduri sekitar 10 meter, dan air sungai masih melimpas. Pompa air belum mampu mengurangi genangan,” jelas Slamet.
Baca Juga:Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kota Pekalongan Dimulai Februari 2025, Warga Bisa Cek Kesehatan Saat Ulang TahMenjelang Purna Tugas, Pj Bupati Batang Resmikan Tiga Jembatan Strategis Senilai Rp17,5 Miliar
Meski harus mengungsi, Slamet mengapresiasi sinergi Pemerintah Kota Pekalongan dalam memenuhi kebutuhan logistik pengungsi. “Alhamdulillah, makan terpenuhi tiga kali sehari, ada layanan kesehatan gratis juga,” tambahnya.
Banjir Masih Menggenang, Relokasi Belum Berakhir
Camat Pekalongan Barat, M. Natsir, menjelaskan bahwa total 290 warga tersebar di tiga posko, yakni Aula Kecamatan Pekalongan Barat, Mushola Al-Munir RW 08 Kampung Baru Tirto, serta Masjid Al-Ikhlas Sidomulyo Kelurahan Pasirkratonkramat (PKK).
“Di Kampung Baru Tirto dan Sidomulyo PKK, ketinggian banjir bahkan hampir mencapai atap rumah. Curah hujan yang masih tinggi menyebabkan Sungai Bremi-Meduri terus meluap ke permukiman,” terang Natsir.
Beberapa warga terdampak telah mendirikan dapur umum secara mandiri. Selain itu, pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan setiap hari oleh tenaga medis dari Puskesmas Tirto. Natsir menyebut mayoritas pengungsi dalam kondisi sehat, meski ada sejumlah lansia yang mengalami keluhan kesehatan seperti demam, mual, dan gatal-gatal.
“Dokter dari Puskesmas Tirto standby setiap hari untuk memantau kesehatan pengungsi. Kalau ada kondisi darurat, kami siap rujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Logistik Aman, Bantuan Terus Berdatangan
Natsir memastikan kebutuhan logistik pengungsi terpenuhi dengan baik, berkat dukungan Dinas Sosial-P2KB Kota Pekalongan dan para donatur.