RADARPEKALONGAN.ID, WONOKERTO – Kapal motor nelayan KM Sumber Rizqi tenggelam di perairan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 03.30 WIB. Kapal yang membawa 18 anak buah kapal (ABK) ini diduga mengalami kebocoran, sehingga terbalik dan tenggelam.
Sebanyak 15 nelayan berhasil diselamatkan, satu ditemukan meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dalam pencarian.
Detik-Detik Kapal Tenggelam di Laut Pekalongan
Koordinator Unit Siaga SAR Basarnas Pemalang, Susanto, mengungkapkan bahwa KM Sumber Rizqi tenggelam di perairan sebelah barat Pekalongan.
Baca Juga:Pagu Dana Desa 2025 untuk Batang Naik Rp 3,8 Miliar, Ini RinciannyaRSUD Kraton Terima Kunjungan Pemimpin Kongregasi SND Roma, Bahas Aset dan Pembangunan Rumah Sakit Baru
“Jumlah korban total 18 orang, 15 selamat, satu ditemukan meninggal dunia, dan dua lainnya masih dalam pencarian,” ujarnya kepada wartawan.
Diketahui, kapal ini berangkat dari Dermaga TPI Kabupaten Batang pada Selasa (11/2/2025) sekitar pukul 17.00 WIB menuju perairan utara Wonokerto.
Pada Rabu pagi, sekitar pukul 03.30 WIB, para nelayan mulai menebar jaring atau tawur. Namun, ketika menarik kembali jaring sekitar pukul 04.00 WIB, kapal tiba-tiba oleng. Bagian belakang kapal dipenuhi air hingga akhirnya terbalik dan tenggelam.
Dalam kondisi panik dan gelap, kru kapal berusaha menyelamatkan diri. Beruntung, sekitar pukul 05.30 WIB, empat kapal nelayan asal Pemalang yang melintas di sekitar lokasi segera melakukan evakuasi. Korban yang berhasil diselamatkan kemudian dibawa ke TPI Ketapang, Ulujami.
“Untuk dua korban yang masih hilang, kami akan terus melakukan pencarian,” tambah Susanto.
Kesaksian Kapten Kapal: Semua Panik dan Gelap Gulita
Kapten KM Sumber Rizqi, Dono (43), warga Tragung, Kecamatan Tulis, Batang, mengungkapkan bahwa saat berangkat, kondisi kapal dalam keadaan baik. Cuaca juga mendukung, dengan gelombang laut yang relatif tenang.
Namun, ia merasakan sesuatu yang tidak beres saat kapal mulai menarik jaring.
Baca Juga:Polres Batang Intensifkan Operasi Keselamatan Candi, Fokus pada Angkutan UmumDPRD Jateng Desak Perbaikan Jalan Pantura, Keluhan Masyarakat Kian Meningkat
“Tiba-tiba bagian belakang kapal penuh air, padahal sebelumnya tidak ada kebocoran. Suasana langsung panik, kapal tenggelam dalam hitungan menit,” ujarnya.
Dalam situasi darurat, para kru kapal menggunakan senter untuk memberi sinyal ke kapal lain yang melintas. Beruntung, empat kapal nelayan dari Pemalang melihat mereka dan segera melakukan penyelamatan.
“Alhamdulillah, ada kapal nelayan yang lewat dan menyelamatkan kami. Kami langsung dibawa ke Pemalang,” ungkapnya.