RADARPEKALONGAN.ID, KAJEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan tengah mengkaji rencana relokasi warga terdampak bencana tanah gerak di Desa Trajumas dan Garungwiyoro, Kecamatan Kandangserang. Langkah ini dilakukan karena wilayah pegunungan tersebut rawan terhadap pergerakan tanah yang dapat membahayakan permukiman warga.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya masih mencari lokasi yang aman untuk merelokasi warga terdampak.
“Untuk di Kandangserang, kita akan relokasi. Kami sedang mencari lahan yang sesuai, bahkan informasinya warga siap menyediakan lahan di sekitar wilayah tersebut,” kata Akbar, Senin (10/3/2025).
Baca Juga:Kasus TBC di Batang Tinggi, Tiga Kecamatan Catat Angka TertinggiKapolres Kendal Pimpin Apel Patroli Ngabuburit, Bagikan Takjil untuk Pengendara
Menurutnya, sebanyak 39 rumah warga di Kecamatan Kandangserang akan direlokasi ke lokasi yang lebih aman, khususnya di Desa Trajumas dan Garungwiyoro.
Lahan Relokasi Telah Disiapkan Warga
Kepala Desa (Kades) Trajumas, Kosim, menyatakan bahwa pergerakan tanah di desanya sudah berhenti. Namun, pihaknya masih menunggu kejelasan dari pemerintah mengenai rencana relokasi rumah-rumah warga yang rusak akibat bencana tersebut.
“Kami sudah menyiapkan lahan seluas satu hektare untuk relokasi, lokasinya di Purwodadi dan Purwosari,” ujar Kosim.
Sebelumnya, bencana tanah gerak dan longsor terjadi di Kecamatan Kandangserang pada Senin (20/1/2025) malam, bersamaan dengan bencana alam di Petungkriyono. Meski tidak ada korban jiwa, puluhan rumah warga mengalami kerusakan, sementara beberapa ruas jalan ambles dan tertimbun longsor. Desa Trajumas dan Garungwiyoro menjadi daerah terdampak paling parah.
Puluhan Rumah Rusak, Warga Terpaksa Mengungsi
Kades Trajumas, Kosim, mengungkapkan bahwa total 39 rumah di desanya mengalami kerusakan akibat tanah gerak yang terus berlangsung. Rumah-rumah tersebut tersebar di Dukuh Trajumas, Karangwringin, dan Purwodadi.
“Empat rumah mengalami kerusakan parah hingga tak bisa ditempati lagi. Penghuninya terpaksa mengungsi, di antaranya rumah milik Arja, Wiasih, Lukman, dan Wahyono. Puluhan rumah lainnya mengalami retakan di dinding dan lantai,” jelasnya.
Selain merusak permukiman, bencana tanah gerak juga menghancurkan jalan kampung, akses pertanian, serta jalan kabupaten. Beberapa lahan pertanian pun ikut terdampak akibat tanah yang amblas.
Baca Juga:Selama Ramadan, Menu Makan Bergizi (MBG) Diganti Snack BernutrisiGubernur Jateng Tinjau Pasar Boja, Perbaikan Jalan, dan Salurkan Bantuan di Kendal
“Jalan masih bisa dilalui kendaraan, tetapi amblesnya semakin parah karena pergerakan tanah terus terjadi,” tambahnya.