RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan bekerja sama dengan Pemerintah Belanda untuk meluncurkan program Green Batik. Inisiatif ini menjadikan empat kelurahan, yaitu Setono, Gamer, Jenggot, dan Bendan Kergon (Pesindon), sebagai pilot project pengelolaan limbah batik secara berkelanjutan melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Kegiatan Kick Off Green Batik Pekalongan Pilot Project: From Tradition to Innovation dilaksanakan di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan, Senin (14/4/2025). Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, membuka langsung kegiatan tersebut.
“Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik Dunia dan merupakan produsen batik terbesar di Indonesia. Namun, permasalahan limbah batik masih menjadi tantangan serius. Alhamdulillah, ada kerja sama dengan Belanda yang fokus pada pengelolaan limbah batik. Targetnya, tahun 2027 permasalahan limbah ini bisa terselesaikan,” ujar Wali Kota yang akrab disapa Aaf.
Baca Juga:Uji Coba Pembatasan Truk Berat di Jalur Pantura Batang hingga Pemalang Dimulai, Berlaku Pukul 05.00–21.00Pencuri Bonsai di Pekalongan Babak Belur Dimassa Warga, Kini Dirawat di RSUD Kajen
Ia berharap, program ini tidak hanya mengatasi limbah batik, tetapi juga dapat terintegrasi dengan pengelolaan sampah secara menyeluruh di kota tersebut.
“Sektor ekonomi tekstil mungkin sedang turun, tapi sektor batik tetap kuat karena berbasis kreativitas masyarakat. Oleh karena itu, program ini harus selesai tepat waktu dan memberi dampak nyata,” imbuhnya.
Delegasi Pemerintah Belanda, Ivo Van Der Linden, yang merupakan Netherlands Delegated Representative on Water, menegaskan pentingnya kerja sama ini. Menurutnya, Indonesia dan Belanda telah lama menjalin kemitraan di bidang air, dan Kota Pekalongan, sebagai pemasok lebih dari 70 persen kebutuhan batik nasional, memiliki urgensi dalam memperbaiki sistem pengelolaan air limbah produksi batik.
“Produksi batik yang masih menggunakan metode konvensional telah memberi dampak buruk bagi ekosistem sungai. Maka dari itu, kami berkomitmen mendukung Pemkot Pekalongan melalui berbagai studi, pelatihan teknis, dan pendampingan sejak tahun 2020,” terang Ivo.
Beberapa lembaga yang telah terlibat sejak awal antara lain Badan Air Belanda (2022–2023), Deltares dan Universitas Diponegoro (2021), serta Royal Haskoning DHV (2021–2022). Selain itu, program berkelanjutan Blue Deal juga turut mendukung secara teknis dan strategis.
Kepala Bapperida Kota Pekalongan, Cayekti Widigdo, menjelaskan bahwa program Green Batik akan berjalan mulai tahun 2025 hingga 2027, dengan dukungan dana sebesar 500.000 euro selama tiga tahun.