Angka Stunting di Kota Pekalongan Turun Signifikan, Lampaui Target Nasional 2025

Angka Stunting di Kota Pekalongan Turun Signifikan, Lampaui Target Nasional 2025
ISTIMEWA Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosidi.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Upaya pemerintah Kota Pekalongan dalam menekan angka stunting menunjukkan hasil menggembirakan. Berdasarkan data tahun 2024, prevalensi stunting di kota ini tercatat turun drastis menjadi 17,8 persen, dibandingkan 28,2 persen pada tahun sebelumnya.

Capaian ini tak hanya mencerminkan efektivitas program intervensi, tetapi juga melampaui target nasional yang ditetapkan sebesar 18 persen untuk tahun 2025.

“Stunting Kota Pekalongan per tahun 2024 tercatat 17,8 persen, turun dari sebelumnya 28,2 persen. Ini berarti kita sudah berhasil melampaui target nasional yang dipatok untuk 2025,” ujar Yos Rosidi, Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan, saat menghadiri kegiatan verifikasi lapangan penguatan Kampung Keluarga Berkualitas di Kelurahan Jenggot, Senin (20/5/2025).

Baca Juga:Momen Harkitnas 2025, Wabup Kendal Beri Penghargaan kepada OPD dan Desa Berprestasi dalam Digitalisasi LayananDanramil Pekalongan Timur Ajak Siswa SMAN 1 Jadi Generasi Emas Lewat Semangat Kebangkitan Nasional

Meski berhasil mencapai angka di bawah rata-rata nasional, Pemerintah Kota Pekalongan tidak berpuas diri. Yos menegaskan bahwa upaya penurunan stunting masih akan terus dilanjutkan sebagai bagian dari komitmen jangka panjang.

“Kami tetap berkomitmen menurunkan angka stunting lebih jauh. Ini bukan soal capaian data semata, tapi tentang masa depan generasi kita,” ujarnya.

Menurut Yos, keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi lintas sektor antara pemerintah daerah, kader kesehatan, penyuluh lapangan, serta partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga pola asuh, gizi, dan kesehatan anak.

Lebih lanjut, Pemkot Pekalongan disebut akan memperkuat berbagai bentuk intervensi spesifik dan sensitif, mulai dari peningkatan layanan kesehatan primer, edukasi gizi untuk ibu hamil dan balita, hingga distribusi makanan tambahan bergizi bagi keluarga yang tergolong kelompok risiko tinggi.

“Kami menyasar langsung keluarga berisiko, memastikan bahwa bantuan dan edukasi tepat sasaran. Ini bagian dari strategi jangka panjang kami untuk membangun generasi sehat dan berkualitas,” tutur Yos.

Program Kampung Keluarga Berkualitas sendiri menjadi salah satu instrumen utama dalam upaya penguatan ketahanan keluarga dan pencegahan stunting sejak dini. Ke depan, program ini akan terus diperluas cakupannya untuk menjangkau lebih banyak wilayah di Kota Pekalongan.

0 Komentar