RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Sebanyak 25 warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Pekalongan mengikuti pelatihan keterampilan membuat kerajinan tangan berupa mainan hewan peliharaan. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan PT Chewy Louis, sebuah perusahaan asal Magelang yang bergerak di industri mainan anjing, dan digelar di ruang Bimbingan Kegiatan Rutan, belum lama ini.
Dalam pelatihan tersebut, peserta—baik laki-laki maupun perempuan—diajarkan cara membuat Twisted Coco Rope, yakni mainan dari sabut kelapa yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan gigi anjing. Produk ini telah diekspor ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Belgia, dan Kanada, di bawah slogan “Twisted Coco Rope, Healthy Teeth for Healthy Dogs”.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Rutan sekaligus Kepala Subsie Bimbingan Kegiatan, Eko Kurniawan, mengatakan bahwa program ini merupakan bagian dari pembinaan warga binaan yang diarahkan pada pengembangan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi kreatif.
Baca Juga:Uji Coba Program MBG Tanpa Dapur Digelar di SDN Nolokerto 01 Kaliwungu, KSP Turun Langsung Pantau PelaksanaanPeringati HUT ke-32, PIIP Pekalongan Bagikan Bansos untuk Petugas Pengambil Sampah "Mereka Pahlawan Kota"
“Kami ingin warga binaan memiliki bekal keterampilan yang bisa mereka manfaatkan setelah bebas nanti. Pelatihan ini juga menunjukkan bahwa industri kreatif bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti sabut kelapa, tapi punya nilai ekonomi yang tinggi,” ujar Eko, Rabu, 21 Mei 2025.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara Rutan Pekalongan dan dunia usaha dalam mendukung proses reintegrasi sosial warga binaan. Para peserta juga terlihat antusias dan menunjukkan hasil kerja yang menjanjikan.
Pihak PT Chewy Louis sendiri mengapresiasi semangat para warga binaan dan berharap pelatihan ini tidak berhenti di satu titik saja. Perusahaan siap menjalin kerja sama lanjutan guna mendorong kemandirian ekonomi pasca-pembebasan warga binaan.
Rutan Pekalongan menegaskan bahwa pembinaan berbasis keterampilan ini akan terus diperluas, tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas warga binaan, tapi juga sebagai bagian dari upaya rehabilitasi sosial jangka panjang.