RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan kembali mengintensifkan program moderasi beragama di lingkungan sekolah sebagai bagian dari strategi memperkuat harmoni sosial sejak usia dini. Salah satu sekolah yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah SMP Negeri 4 Kota Pekalongan.
Ketua FKUB Kota Pekalongan, KH Ahmad Marzuki, menyatakan bahwa program tersebut merupakan implementasi dari kebijakan nasional Kementerian Agama dalam upaya mendorong pemahaman nilai toleransi dan sikap saling menghargai dalam kehidupan beragama.
“Indonesia adalah negara yang sangat majemuk. Bila keberagaman tidak dikelola dengan baik, ia bisa memicu konflik. Namun sebaliknya, bila dikelola dengan bijak, keberagaman menjadi aset besar untuk pembangunan dan sinergi sosial,” ujar Ahmad Marzuki saat ditemui di sela kegiatan, Jumat (24/5/2025).
Baca Juga:IDI Kendal Bersihkan Telinga Puluhan Siswa SD, Dukung Konsentrasi Belajar di KelasRumah DataKu Urip Rejo Kuryos Masuk Nominasi Jateng, Pekalongan Targetkan Lolos ke Tingkat Nasional
Ia menambahkan bahwa remaja merupakan target strategis karena mereka adalah generasi penerus yang akan menghadapi tantangan sosial ke depan.
“Kami ingin mencegah lahirnya generasi yang ekstrem dan tertutup. Moderasi beragama bukan hanya jargon, tapi harus diwujudkan dalam pemahaman nyata terhadap perbedaan. Setiap agama memiliki kedudukan yang setara di negeri ini,” tuturnya.
Tahun ini, FKUB menargetkan lima sekolah negeri di Kota Pekalongan sebagai lokasi kegiatan moderasi beragama, yaitu SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 6, dan SMPN 14.
Kepala SMPN 4 Kota Pekalongan, Masykur, menyambut positif kehadiran FKUB. Ia mengungkapkan bahwa siswanya berasal dari beragam latar belakang keagamaan, seperti Islam, Katolik, dan Kristen.
“Kegiatan ini sangat penting karena membantu siswa membentuk karakter moderat dan toleran sejak dini. Kehadiran tokoh enam agama besar di Indonesia di tengah siswa kami memberi pengalaman belajar yang langsung dan bermakna,” kata Masykur.
Ia berharap para siswa dapat menyerap nilai-nilai yang disampaikan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika di kalangan generasi muda, sekaligus menegaskan kembali peran sekolah sebagai tempat strategis dalam membangun kesadaran akan pentingnya kerukunan antarumat beragama.