“Ini adalah kali pertama BMT El Fairuz keluar dari zona asalnya. Kita menyebutnya sebagai langkah keluar kandang, dan ini bukan sekadar ekspansi, tapi menjadi cikal bakal kebangkitan ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Pekalongan,” ungkapnya.
Menurutnya, keputusan membuka cabang di Kedungwuni tidak diambil secara instan. Melalui pertimbangan panjang, termasuk potensi ekonomi masyarakat, keberadaan anggota lama, serta kebutuhan layanan keuangan syariah yang dekat dan terpercaya, BMT El Fairuz akhirnya menetapkan Kedungwuni sebagai lokasi strategis pertama di luar wilayah asalnya.
“Kami melihat geliat ekonomi UMKM di Kedungwuni, Wonopringgo, dan sekitarnya sangat tinggi. Tapi akses pembiayaan dan layanan keuangan yang terpercaya masih terbatas. Di sinilah kami hadir, membawa semangat pemberdayaan ekonomi umat,” tambahnya.
Baca Juga:Resmi Dibuka, Kantor Tanur Muthmainah Pekalongan Hadir Dekatkan Layanan Haji & Umroh untuk Warga Kota Santri“Do the Best to Be the Best!” Wawalkot Balgis Apresiasi Wisuda SMPN 2 yang Penuh Prestasi dan Semangat Juara
Ia menegaskan, kehadiran BMT El Fairuz bukan sekadar membuka kantor, tapi juga membangun kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan syariah. Di tengah isu negatif yang menimpa beberapa BMT lain, BMT El Fairuz hadir dengan transparansi, sistem yang akuntabel, dan komitmen pelayanan yang kuat.
“Kami ingin tunjukkan bahwa tidak semua BMT itu sama. Kami berbeda manajemen, berbeda sistem, dan kami bertanggung jawab penuh kepada anggota kami. Langkah ini juga untuk membuka peluang pembiayaan usaha, tabungan aman, dan edukasi keuangan syariah secara langsung,” jelasnya.
Budi juga berharap, kehadiran kantor cabang di Kedungwuni menjadi titik awal perluasan jaringan BMT El Fairuz di wilayah lain yang membutuhkan akses layanan keuangan berbasis syariah yang inklusif dan memberdayakan.
“Ini bukan akhir, tapi awal. Kami berharap ekonomi masyarakat bangkit, UMKM tumbuh, dan kepercayaan kepada lembaga keuangan syariah semakin menguat,”pungkasnya. (dur)