RADARPEKALONGAN.ID, KOTA – Metode cepat baca kitab kuning Amtsilati kian populer di berbagai daerah, tak terkecuali di Kota Pekalongan. Hal ini terlihat jelas dalam Wisuda Fashohati ke-4, Amtsilati ke-1, dan FBA Center ke-4 yang digelar Yayasan Chumairoh Medono, Minggu (1/6/2025) di halaman TPQ Chumairoh.
Sebanyak 23 santri dari berbagai unit Yayasan Chumairoh diwisuda setelah dinyatakan lulus dalam membaca dan memahami kitab kuning. Rinciannya, 9 santri berasal dari program Amtsilati TPQ dan Ponpes Chumairoh, serta 14 santri dari FBA Center, termasuk 3 dari FBA Center Setono.
Amtsilati, metode yang dikembangkan oleh KH. Taufiqul Hakim (Ponpes Darul Falah Amtsilati Jepara), terbukti sangat mempermudah santri dalam memahami nahwu, shorof, hingga analisis teks gundul secara sistematis dan cepat.
Baca Juga:Jelang Iduladha, Penjualan Hewan Kurban di Kendal Masih Lesu, Ramai Diprediksi H-2Tanggul Sungai Bremi Pekalongan Jebol 30 Meter, Penanganan Darurat Langsung Digarap
Koordinator Amtsilati Jawa Tengah 3, Ustaz Imam Muhajir, menyatakan metode ini telah menjadi solusi efektif dalam pembelajaran kitab kuning. “Ke depan, kami targetkan setiap desa dan kelurahan di wilayah Jawa Tengah 3 memiliki FBA Center sebagai pusat pembinaan Amtsilati,” ujarnya.
Wilayah Jawa Tengah 3 sendiri mencakup Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Target besar Amtsilati secara nasional adalah mencetak 1 miliar santri di seluruh Indonesia.
Ketua Yayasan Chumairoh Medono, Ustaz Ahmad Syukron, mengapresiasi perjuangan santri dan dukungan penuh dari orang tua. “Wisuda ini awal dari perjalanan panjang menuntut ilmu,” katanya.
Dukungan juga datang dari Ketua Badko LPQ Kota Pekalongan, Kiai Faqihuddin Ufar, yang menilai capaian Yayasan Chumairoh patut diapresiasi, meskipun usianya baru empat tahun.
Acara wisuda dimeriahkan dengan berbagai penampilan santri, seperti demonstrasi baca kitab, tahfidz Al-Qur’an terbuka, serta momen sungkeman wisudawan kepada orang tua yang mengundang haru.