RADARPEKALONGAN.ID, KOTA – Tanggul Sungai Bremi di wilayah Pabean, Kelurahan Padukuhankraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, mengalami kerusakan parah hingga jebol sepanjang 30 meter pada Kamis pagi (29/5/2025). Kondisi ini menyebabkan sejumlah wilayah di Pabean dan Pasirsari, Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat, terendam banjir.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) DPUPR Kota Pekalongan, Purwo Susetyo, menjelaskan kronologi kerusakan tanggul yang terus melebar ini. “Pada tanggal 28 Mei 2025, tanggul jebol di bawah pondasinya sepanjang kurang lebih 5 meter. Sore harinya kami langsung tangani secara darurat. Namun, sehari kemudian jebolnya tanggul melebar ke arah utara sekitar 5 meter lagi,” ungkap Purwo.
Kerusakan semakin parah pada 31 Mei 2025, ketika bagian sisi tanggul yang jebol tak lagi mampu menahan beban debit air yang tinggi, sehingga kerusakan melebar drastis hingga 30 meter. Melihat kondisi darurat ini, DPUPR Kota Pekalongan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pusdataru Provinsi Jawa Tengah.
Baca Juga:Peringatan Hari Lahir Pancasila, Wakapolres Kendal Ajak Anggota Perkokoh Komitmen KebangsaanLP Ma'arif NU Pekalongan Gelar Workshop Deep Learning & Kurikulum Cinta untuk Ratusan Guru!
“Untuk penanganannya, kami sudah berkoordinasi dengan Pusdataru Provinsi Jawa Tengah. Penanganan akan dilakukan secara darurat menggunakan metode pancang dolken, sandbag, dan sesek bambu, seperti yang pernah dilakukan saat tanggul jebol pada November 2024 lalu,” terangnya.
Purwo menambahkan, material mulai didatangkan ke lokasi dan proses pembangunan tanggul darurat akan segera dimulai keesokan harinya. Pengerjaan akan dilakukan secara gotong royong oleh tim gabungan dari DPUPR, BPBD, pemerintah kecamatan dan kelurahan, serta TNI/Polri.
Pemerintah Kota Pekalongan memastikan penanganan ini menjadi prioritas utama, mengingat potensi banjir dan kerugian sosial yang bisa ditimbulkan akibat luapan air Sungai Bremi ke permukiman. Selain itu, Pemkot juga akan mengevaluasi sistem perlindungan tanggul di seluruh kawasan rawan banjir guna memastikan ketahanan struktur dan kesiapsiagaan terhadap fenomena pasang surut air laut.
“Tanggul Sungai Bremi sebelumnya juga mengalami kerusakan pada akhir 2024 lalu dan sempat dilakukan penanganan sementara. Namun, kondisi geografis dan intensitas air laut yang tinggi masih menjadi tantangan besar dalam menjaga keandalan tanggul di kawasan ini,” pungkasnya.