Wawalkot Pekalongan Ajak ASN Jadi Bapak/Ibu Asuh Anak Berisiko Stunting Lewat Program Genting

Program Genting
Wakil Wali Kota Pekalongan, Hj. Balgis Diab, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), secara resmi membuka Rapat Koordinasi Implementasi Program Genting di Setda Kota Pekalongan, Selasa (3/6/2025).
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Pemerintah Kota Pekalongan memperkuat upaya penurunan stunting melalui Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yang melibatkan partisipasi aktif Aparatur Sipil Negara (ASN), CSR, dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Program ini difokuskan pada pemberian makanan tambahan bergizi bagi 1.284 anak teridentifikasi berisiko stunting.

Wakil Wali Kota Pekalongan, Hj. Balgis Diab, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), secara resmi membuka Rapat Koordinasi Implementasi Program Genting di Setda Kota Pekalongan, Selasa 3 Juni 2025. Rakor ini menghimpun seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal terkait.

Baca Juga:Rizal Bawazier Bantah Opini Negatif Penanganan Nasabah BMT Mitra Umat Pekalongan: "Biarkan Kami Bekerja"Optimalisasi PAUD di Batang, Terapkan Pembelajaran yang Menyenangkan dan Inovasi Kurikulum

“Kita punya tanggung jawab moral menyelamatkan generasi dari stunting. Saya ajak seluruh ASN Pekalongan menjadi orang tua asuh, menyisihkan sebagian gaji untuk dukung makanan bergizi anak-anak berisiko. Gotong royong ini kunci tekan angka stunting,” tegas Balgis Diab, menekankan optimisme bahwa program ini mampu menjadi solusi konkret.

Skema Pendanaan dan Pelaksanaan Gotong Royong

Program Genting, inisiasi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), dijalankan tanpa anggaran APBN/APBD. Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB Dinsos-P2KB, Nur Agustina, menjelaskan mekanismenya:

1. Peran OPD: Setiap OPD bertanggung jawab atas minimal 2 anak berisiko stunting di wilayah binaannya.2. Kontribusi ASN: Menyumbang Rp2.500 per hari per anak untuk belanja bahan tambahan.3. Dukungan CSR: BNI menyediakan bahan mentah pokok untuk 100 sasaran anak.4. Dapur Dashat: Mengolah bahan menjadi makanan tinggi protein & serat untuk tiga sasaran: baduta (bawah dua tahun), ibu hamil, dan ibu menyusui.5. Nilai Bantuan: Rp15.000 per anak per hari (80% bahan baku, 20% operasional pengantaran), total Rp330.000 per anak selama 6 bulan.

“Bantuan disalurkan langsung ke Dapur Dashat tiap kelurahan. Mereka memasak dan mengantarkan kudapan bergizi. Sinergi dengan program PMT lokal ini sangat efektif dan efisien,” jelas Agustin.

Dengan model kolaborasi lintas sektor ini, Pemkot Pekalongan menargetkan penurunan signifikan prevalensi stunting. Balgis Diab menegaskan komitmen kebersamaan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah demi mewujudkan Kota Pekalongan bebas stunting.

0 Komentar