Khusyuk dan Lancar, 372 Jamaah Haji Asal Kota Pekalongan Tunaikan Wukuf di Arafah dalam Suasana Penuh Haru

Jamaah Haji Kota Pekalongan Tuntas Laksanakan Wukuf di Arafah
WUKUF - Para jemaah haji Kota Pekalongan sedang menunaikan wukuf di Arafah.
0 Komentar

PEKALONGAN.ID,KOTAPEKALONGAN – Puncak pelaksanaan ibadah haji, yakni wukuf di Arafah, telah dilalui dengan penuh kekhidmatan oleh 372 jamaah haji asal Kota Pekalongan pada Kamis, 5 Juni 2025 yang bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1446 Hijriah. Wukuf menjadi momen yang sangat sakral dan merupakan rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan.

Pendamping Haji Daerah (PHD) Kota Pekalongan, Mahbub Syauqi, menyampaikan bahwa seluruh jamaah tergabung dalam berbagai Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) seperti KBIHU Al Fairus, KBIHU Kopena, dan KBIHU Aisyiyah. Mereka mengikuti wukuf dengan tertib dan khusyuk di Padang Arafah, yang telah dilengkapi dengan tenda khusus oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia, termasuk Tenda 1 yang disiapkan khusus untuk jamaah Pekalongan.

“Wukuf dimulai setelah matahari tergelincir atau masuk waktu Zuhur sekitar pukul 12.20 waktu Arab Saudi. Prosesi diawali dengan khutbah wukuf yang menyentuh hati dan dilanjutkan dengan doa-doa Arafah yang menggugah batin hingga matahari terbenam,” ungkap Mahbub saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (6/6/2025).

Baca Juga:SMP Negeri 5 Pekalongan Cetak Prestasi Gemilang Lewat Kolaborasi, Ekskul, dan Bakat SiswaAksi Simpatik Dinkes Kota Pekalongan Gaungkan Bahaya Rokok di Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Meski suhu udara cukup tinggi, prosesi berlangsung dengan tertib. Para jamaah larut dalam suasana spiritual yang mendalam, bermunajat memohon ampun dan rahmat Allah SWT, sesuai ketentuan syariat yang mengharuskan kehadiran fisik di Arafah sejak waktu Zuhur 9 Dzulhijjah hingga fajar 10 Dzulhijjah.

Mahbub juga menjelaskan bahwa operasional Arafah resmi ditutup oleh Kementerian Agama RI pada Jumat dini hari, pukul 03.30 Waktu Arab Saudi atau sekitar pukul 07.30 WIB, sebagai tanda berakhirnya prosesi wukuf. Setelah itu, jamaah mulai digerakkan menuju Muzdalifah dan Mina untuk melanjutkan tahapan ibadah haji berikutnya.

“Pemindahan jamaah dilakukan dalam dua skema. Pertama, skema mabit atau bermalam di Muzdalifah untuk jamaah reguler, dan kedua, skema murur, yaitu hanya melintas di Muzdalifah tanpa bermalam, yang diperuntukkan bagi jamaah lanjut usia dan penyandang disabilitas demi menjaga kesehatan mereka,” jelas Mahbub.

Setibanya di Muzdalifah, jamaah mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk prosesi lempar jumrah aqobah pada 10 Dzulhijjah di Mina, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Prosesi ini merupakan simbol penolakan Nabi Ibrahim AS terhadap godaan setan di tiga lokasi di Lembah Mina.

0 Komentar