Saat ini simtudduror biasanya dimainkan sebagai acara pembukaan hajatan atau selamatan yang diselenggarakan oleh masyarakat di Pekalongan. Seni ini juga dipentaskan pada beberapa momen penting seperti peringatan hari jadi Kota Pekalongan dan peringatan Hari Santri di Pekalongan.
Rebana yang digunakan dalam Simtudduror adalah rebana genjring asli Pekalongan sebanyak empat buah. Keempat rebana digunakan dengan diameter antara 30 dan 32 sentimeter dan dipukul dengan pola yang berbeda-beda untuk menciptakan permainan yang dinamis.
Sejarah Simtudduror juga terkait dengan penyebarannya di Indonesia. Maulid Simtudduror masuk ke Jawa (Indonesia) ini dibawa oleh Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi, atas perintah langsung muallif dari kitab tersebut yaitu Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
Baca Juga:Rahasia Kuliner Laut: 3 Cara Persiapan dan Pembuatan Ikan Panggang yang Menggugah SeleraMengungkapkan Teknologi Revolusioner! Bagaimana Inovasi Digital Membawa Revolusi dalam Manajemen Tambak?
Maulid Simtudduror masuk melalui Haflah Maulid Akhir Khamis dan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi. Dia memulainya di daerah Jatiwangi Cirebon dan kemudian pindah ke berbagai kota, termasuk Bogor, sebelum akhirnya tiba di Surabaya, tepatnya di Masjid Ampel.
Meskipun bukan kesenian asli, Simtudduror menjadi salah satu jenis kesenian yang dilestarikan oleh orang Pekalongan hingga sekarang.
Terbukti dari seringnya kesenian ini dipentaskan pada momen penting seperti peringatan hari jadi Kota Pekalongan pada 2017 dan peringatan Hari Santri di Pekalongan pada tahun yang sama.
Perkembangan budaya Simtudduror juga terlihat dari lomba-lomba antar-Pondok Pesantren (Ponpes) dan kelompok simtudduror remaja masjid atau majelis taklim. Bagi orang-orang yang datang ke pekalongan, Simtudduror adalah salah satu daya tarik wisata budaya yang menarik lainnya.
Begitu populernya budaya Simtudduror di Pekalongan, hampir setiap masjid, mushola, bahkan tiap kampung, selalu ada yang memainkannya. Terdapat banyak grup atau kelompok Simtudduror yang mempertahankan kesenian ini.
Di antara kelompok-kelompok yang terkenal dalam dunia Simtudduror adalah Al-Musyidin dan Az-zahir, yang telah berpengalaman dalam mengisi acara perayaan Islam di Pekalongan, bahkan di luar kota.