RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Pemerintah Kabupaten Batang resmi menetapkan kawasan Candi Bata Balekambang di Gringsing sebagai Cagar Budaya. Penetapan ini ditandai dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bupati Batang Nomor 100.3.3.2/184 Tahun 2025 oleh Bupati M. Faiz Kurniawan.
“Baru saja saya tandatangani SK penetapan kawasan candi ini sebagai cagar budaya. Ini jadi langkah awal untuk pelestarian dan pengembangan situs tersebut, termasuk rencana alokasi anggaran tahun 2026,” ujar Bupati Faiz, Rabu (4/6/2025).
Penetapan ini menandai upaya serius Pemkab Batang dalam merawat warisan sejarah yang diyakini sebagai candi tertua di Jawa Tengah, bahkan diperkirakan berasal dari abad ke-6 Masehi, sezaman dengan Kerajaan Kalingga.
Baca Juga:Hebat! Atlet Binaraga Pekalongan Sabet Medali Perak di Kejurprov Jateng 2025!Rangga Setya Nugraha Pimpin Percasi Pekalongan 2025-2029: Energi Muda untuk Catur Berprestasi!
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Batang, Camelia Dewi, menyebut kawasan cagar budaya yang ditetapkan seluas 28,9 hektare, termasuk 19,4 hektare lahan yang tumpang tindih dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang. “Pihak KEK sudah menyatakan komitmen untuk menjadikan lahan itu sebagai ruang terbuka hijau, sehingga tetap selaras dengan tujuan pelestarian,” jelasnya.
Temuan arkeologis di kawasan tersebut diperkuat oleh ekskavasi tim peneliti dari Prancis, BRIN, dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Batang. Hasilnya menunjukkan bahwa struktur Candi Bata Balekambang berpotensi menjadi kunci dalam memahami jejak peradaban Mataram Kuno.
Tak hanya fokus pada konservasi, Pemkab Batang berencana menjadikan kawasan ini sebagai destinasi sport tourism berbasis budaya. Rencana pengembangan mencakup zona edukatif, wisata sejarah, dan ruang terbuka publik seluas total 63,4 hektare. “Di sisi selatan bukit juga ditemukan material bangunan baru. Ini akan kami prioritaskan dalam pelestarian lanjutan,” kata Camelia.
Sebagai langkah awal, anggaran sebesar Rp 350 juta telah disiapkan untuk mendukung proses penataan kawasan. Targetnya, pada 2026, situs ini sudah bisa diakses publik sebagai bagian dari pengembangan destinasi wisata strategis di Jawa Tengah.