Jejak Sejarah Megono, Makanan Penyelamat Masyarakat Khas Pekalongan

Sejarah Megono Makanan Penyelamat Masyarakat Khas Pekalongan
Ilustrasi nasi megono/pinterest.com
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Megono, sebuah hidangan khas Pekalongan, Jawa Tengah, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner daerah tersebut.

Dikenal dengan cita rasa yang khas dan bahan-bahannya yang unik, megono tidak hanya menjadi hidangan lokal, tetapi juga telah merambah ke berbagai daerah di Indonesia.

Namun, sejarah panjang di balik makanan ini jarang terungkap sepenuhnya. Mari kita telusuri jejaknya.

Baca Juga:Kunci Sehat dan Produktif, Inilah 10 Tips Praktis di Bulan Ramadhan7 Hal Ini Membuat Puasa Ramadhan Menjadi Menyehatkan

Awal Mula Megono

Kondisi perang menyebabkan sulitnya perekonomian rakyat dan minimnya kebutuhan sandang dan pangan. Saat rombongan pasukan Mataram kelelahan dan lapar di wilayah Kabupaten Pekalongan, penduduk setempat memberikan bantuan sukarela.

Meskipun terbatas, mereka mengumpulkan makanan dari rumah untuk diberikan kepada pasukan, meski hanya kerak nasi tanpa sayur.

Inisiatif mencari sayur muncul di Pekalongan, dan penduduk menemukan banyak nangka muda. Nangka muda diolah menjadi cacahan kecil dan dibumbui dengan kelapa parut.

Makanan ini disebut megono, singkatan dari merga ana, yang berarti “karena ada” dalam bahasa Jawa. Nangka muda menjadi satu-satunya sayuran yang tersedia untuk pasukan Mataram.

Sebagian besar catatan sejarah menyimpulkan bahwa megono pertama kali muncul di daerah Pekalongan pada abad ke-19.

Awalnya, megono dikenal sebagai hidangan sederhana yang terbuat dari bahan utama berupa labu siam atau labu kuning yang dicacah dan dimasak dengan bumbu rempah-rempah khas Jawa Tengah seperti serai, daun salam, dan daun jeruk.

Transformasi dan Penyebaran

Seiring berjalannya waktu, megono mengalami berbagai transformasi dalam hal bahan-bahan dan cara pengolahannya. Salah satu perubahan signifikan terjadi ketika nangka muda, yang kaya akan rasa dan tekstur yang unik, mulai digunakan sebagai pengganti labu siam atau labu kuning. Penggunaan nangka muda membawa cita rasa baru yang lebih khas dan menjadi ciri khas dari megono versi modern.

Baca Juga:Jarang Diketahui, Inilah 10 Manfaat Biji Ketapang untuk KesehatanHubungan yang Halal menuju Ridho Allah dan 7 Cara Melakukan Ta'aruf sesuai Syariat Islam

Selain itu, megono juga telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh mobilitas penduduk, tetapi juga karena makanan ini berhasil memikat lidah masyarakat Indonesia dengan rasa yang lezat dan cita rasanya yang khas.

0 Komentar