“Dokumen ini akan menjadi peta jalan kesiapsiagaan kita, sekaligus memperkuat sinergi lintas sektor dalam kewaspadaan dini dan respons cepat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto menuturkan, penyusunan dokumen kontingensi berlangsung dua hari, 24–25 Juni 2025. Kegiatan ini difasilitasi langsung oleh Kemenkes RI.
Menariknya, Kota Pekalongan menjadi lokus pertama di Jawa Tengah yang menyusun dokumen kontingensi ini, sebelum kegiatan serupa dilaksanakan di Kabupaten Batang dan Kota Semarang.
Baca Juga:Batang Siapkan Ribuan Tenaga Kerja Lewat Program Daker, Jamin Penempatan Kerja di Kawasan Industri!Sah! DPRD Pekalongan Setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024, Raih WTP ke-10 Kalinya!
“Ini kepercayaan sekaligus tantangan. Penyusunan dokumen ini menjadi bagian dari pilar transformasi kesehatan, khususnya penguatan sistem ketahanan kesehatan,” terang Budi.
Ia menegaskan, penanggulangan wabah tidak bisa hanya mengandalkan Dinkes saja. “Harus melibatkan semua pihak dan elemen, dari tingkat kelurahan hingga stakeholder lain. Penyakit tidak bisa diprediksi. Maka antisipasi sangat penting agar tidak ada kejadian luar biasa yang tidak siap kita tangani,” pungkasnya.