PEKALONGAN.ID,KOTAPEKALONGAN – Kota Pekalongan turut ambil bagian dalam gelaran Jateng Fair 2025 yang resmi dibuka pada Jumat (27/6/2025) di kawasan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP), Kota Semarang. Pembukaan ajang tahunan yang menampilkan beragam potensi daerah ini berlangsung semarak dengan kehadiran Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., bersama jajaran pejabat Pemprov Jateng, para kepala daerah se-Jawa Tengah, serta perwakilan instansi pemerintah dan swasta.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Hj. Balgis Diab, SE, S.Ag., MM., hadir secara langsung dalam kegiatan pembukaan dan meninjau sejumlah stan pameran, termasuk stan milik Kota Pekalongan yang menampilkan kekayaan produk lokal. Dalam kegiatan tersebut, Dekranasda Kota Pekalongan menampilkan berbagai produk unggulan khas daerah, mulai dari batik, kerajinan tangan, hingga olahan makanan tradisional.
Jateng Fair 2025 diikuti oleh ratusan stan dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Masing-masing menampilkan potensi unggulan, inovasi kreatif, serta atraksi budaya lokal. Keterlibatan aktif Kota Pekalongan dalam ajang ini menjadi bukti nyata komitmen daerah dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif dan memperkuat posisi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian.
Baca Juga:Hangat dan Penuh Makna, Alumni STAIN Pekalongan 1998 Gelar Halal Bihalal dan Doakan Sahabat serta DosenProgram Spelling, Dokter Spesialis RSUD Bendan Keliling di Kelurahan Bendan Kergon
Dalam keterangannya kepada awak media, Balgis menyampaikan rasa bangga dan apresiasi terhadap pelaksanaan Jateng Fair. “Alhamdulillah, acara ini sangat luar biasa. Kita bisa melihat berbagai macam karya, inovasi maupun produk-produk yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Tadi juga ada stan dari Dekranasda Kota Pekalongan, dan saya bangga karena melalui acara ini kita bisa memperkenalkan karya-karya daerah kita ke panggung yang lebih luas,” ungkapnya antusias.
Kehadiran produk-produk khas Pekalongan di pentas Jateng Fair 2025 tidak hanya menjadi ajang promosi, namun juga sebagai bentuk upaya berkelanjutan dalam membangun jejaring pemasaran, meningkatkan daya saing UMKM, serta memperkuat identitas budaya lokal di tingkat provinsi maupun nasional. (dur)