Bandengan Pekalongan Bangun 2 Pemecah Gelombang Baru, Atasi Abrasi Parah dengan Dana Rp16,3 M!

Bandengan Pekalongan Bangun 2 Pemecah Gelombang Baru, Atasi Abrasi Parah dengan Dana Rp16,3 M!
ISTIMEWA PEMECAH GELOMBANG - Kemitraan bersama Pemkot Pekalongan saat ini tengah membangun pemecah gelombang (breakwater) di Pantai Bandengan, Pekalongan Utara.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Upaya serius menanggulangi abrasi yang kian parah di pesisir Kota Pekalongan mulai terwujud. Kemitraan Indonesia bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, dengan dukungan pendanaan dari Program Adaptation Fund, tengah membangun pemecah gelombang (breakwater) di Bandengan, Pekalongan Utara, tepatnya di kawasan sekitar Krematorium.

Senior Program Manager Kemitraan Indonesia, Abimanyu Sasongko Aji, menjelaskan bahwa struktur yang dibangun berupa rubble mound breakwater atau pemecah gelombang berbahan tumpukan batu alam. Tujuannya adalah meredam energi gelombang laut yang terus mengikis garis pantai.

“Saat ini kita berada di lokasi pembangunan rubble mound breakwater, yaitu pemecah gelombang dari batu-batu alam. Nantinya akan dibangun dua unit di Pantai Bandengan, tepatnya di sekitar Krematorium Kota Pekalongan,” jelasnya, Senin (7/7/2025).

Baca Juga:Satpol PP Layangkan SP II ke Tempat Karaoke "Kucing-kucingan" di Sigandu Batang, Siap Bongkar Paksa!  Rancangan Perubahan APBD Pekalongan 2025 Program Makan Bergizi & Persampahan Jadi Prioritas!

Menurut Abimanyu, kondisi abrasi di kawasan tersebut sudah sangat mengkhawatirkan. Kenaikan permukaan air laut dan semakin kuatnya ombak telah menyebabkan garis pantai mundur beberapa meter ke daratan, bahkan merusak vegetasi mangrove.

“Abrasinya luar biasa. Air laut naik, ombak makin besar, garis pantai sudah mundur beberapa meter, dan mangrove yang dulu ada mulai rusak. Harapan kami, dengan breakwater ini, sedimen bisa kembali, dan ekosistem mangrove bisa pulih,” ujarnya.

Proyek ini bukan hanya solusi fisik jangka pendek, tetapi bagian dari aksi adaptasi perubahan iklim jangka panjang. Ini adalah proyek pertama Kemitraan Indonesia di wilayah pantura yang didanai Adaptation Fund, meskipun lokasi pembangunannya berada di ruang laut yang merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Meskipun domainnya ada di Provinsi, manfaatnya jelas untuk masyarakat Kota Pekalongan. Kami targetkan kedua unit breakwater rampung pada November 2025,” imbuhnya.

Dua unit breakwater yang dibangun masing-masing memiliki panjang 150 meter, lebar 21 meter, dan tinggi 3 meter, dengan jarak antarunit sekitar 100 meter. Pengerjaan fisik telah dimulai sejak dua pekan lalu, dengan total anggaran sebesar Rp16,3 miliar, termasuk biaya perencanaan dan pelaksanaan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan, Bambang Sugiharto, menyampaikan apresiasinya kepada Kemitraan Indonesia dan Adaptation Fund.

“Kami sangat berterima kasih. Meskipun yang dibangun baru dua dari total kebutuhan lima unit breakwater, ini sudah merupakan langkah besar untuk menyelamatkan pesisir Pekalongan,” ujarnya.

0 Komentar