RADARPEKALONGAN.ID, BOJONG – Serangan hama tikus dan sundep kini meresahkan para petani padi di Kabupaten Pekalongan. Kecemasan akan gagal panen menghantui, terutama jika serangan hama tikus tidak segera diatasi.
Salah satu wilayah yang terdampak parah adalah Desa Randumuktiwaren, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan. Petani di sana bahkan sudah merugi akibat serangan hama yang terus berlangsung beberapa bulan terakhir.
Casmudi, salah satu petani di Desa Randumuktiwaren, kemarin, mengaku terpaksa membabat habis tanaman padinya di lahan seluas sekitar 4 hektare. Tindakan ini diambil akibat serangan hama tikus yang tak kunjung berhenti.
Baca Juga:Menelisik Lebih Jauh Sejarah Pos Pekalongan dari Masa ke Masa!Joging Track di Pekalongan: Rekomendasi 3 Tempat Lari Santai dan Sehat di Kota Batik
“Tikusnya makin banyak, padahal sudah kami coba kendalikan. Akhirnya sawah saya babat habis karena tidak mungkin dilanjutkan,” ujarnya.
Selain hama, Casmudi juga mengeluhkan mahalnya biaya irigasi saat musim kemarau. Meskipun pemerintah telah memberikan bantuan mesin pompa, biaya operasionalnya tetap tinggi.
“Sekali menyalakan pompa bisa habis Rp100 ribu per jam. Itu bukan untuk pompanya saja, tapi juga untuk membayar orang yang menjaga aliran air sampai ke sawah kami. Kalau tidak dijaga, bisa rebutan sama petani lain,” jelasnya.
Para petani berharap, pemerintah, khususnya dinas terkait, segera turun tangan memberikan solusi nyata dalam bentuk pengendalian hama dan subsidi biaya irigasi.
“Kami butuh perhatian. Jangan sampai petani terus-menerus rugi dan akhirnya meninggalkan sawahnya,” ucap Casmudi, menyuarakan harapannya agar kesejahteraan petani tetap terjaga.