RADARPEKALONGAN.CO.ID – Dalam artikel ini, kita akan menelusuri sejarah Gedung Museum Batik Pekalongan dari zaman ke zaman, mengenal asal-usulnya, transformasinya, hingga perannya sebagai pusat edukasi budaya.
Pekalongan, yang dikenal sebagai Kota Batik Dunia, tentu tidak bisa dilepaskan dari warisan budaya wastra Indonesia yaitu batik. Kota ini bukan hanya menjadi pusat produksi batik, tapi juga menyimpan sejarah panjang tentang perkembangan batik itu sendiri. Salah satu ikon penting dalam perjalanan batik di Pekalongan adalah Gedung Museum Batik Pekalongan.
Museum ini bukan hanya tempat menyimpan kain batik, tetapi juga menjadi simbol bagaimana batik berkembang seiring dengan dinamika sejarah bangsa. Yang menarik, gedung yang kini menjadi Museum Batik Pekalongan ternyata memiliki latar belakang sejarah panjang mengalami beberapa fase fungsi dan kepemilikan dari zaman kolonial hingga kini.
Baca Juga:Beasiswa LPDP Batang Diserbu 2.000 Pendaftar, Pemkab Siapkan Kursus Bahasa Inggris Gratis! Razia Pekat di Bojong Pekalongan: Satpol PP Amankan 4 PSK, Lanjut Tes HIV & Pembinaan!
Pernah Dijadikan Gedung Kantor Balai Kota Pada Zaman Kolonial
Gedung yang kini menjadi Museum Batik awalnya dibangun pada awal abad ke-20, saat masa penjajahan Hindia Belanda. Gedung ini merupakan bekas kantor Balai Kota (Stadhuis) atau Gemeente Pekalongan, pusat administrasi pemerintahan kolonial di kota tersebut. Ada fakta menarik mengenai kenapa kantor balai kota dibangun disini, ternyata dahulu kawasan budaya jetayu ini adalah pusat dari lalu lalang perdagangan pada zaman itu.
Kapal dan pelabuhan yang dahulu menjadi moda transportasi utama perdagangan nasional dan internasional membuat faktor utama kenapa kawasan ini menjadi pusat pemerintahan zaman dulu. Tentunya bangunan – bangunan zaman dulu memiliki ciri khas yang sangat unik.
Ciri Khas Gedung Kolonial antara lain:
- Arsitektur bergaya Indische Empire Style
- Bangunan megah dengan atap tinggi dan jendela besar
- Menggunakan material bangunan khas zaman Belanda, seperti bata ekspos dan kayu jati
- Terletak strategis di pusat kota, dekat dengan area perdagangan batik
Pada masa itu, gedung ini menjadi simbol kekuasaan kolonial di Pekalongan. Di dalamnya berlangsung proses pengambilan keputusan, pengawasan dagang, serta pengaturan distribusi hasil bumi dan batik.
Masa Pendudukan Jepang dan Pasca Kemerdekaan
Saat Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, banyak gedung pemerintahan termasuk gedung Balai Kota Pekalongan dialihfungsikan. Pada era itu gedung ini digunakan sebagai pos pengawasan militer dan administrasi Jepang di wilayah Pekalongan.