RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Kota Pekalongan ini masih menyimpan banyak tempat peninggalan masa kolonial. Salah satunya, kompleks pemakaman tua bernama makam kristen yang terletak di Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan. Warga sekitar lebih akrab menyebutnya Kerkhof atau Kerkop, sebuah istilah yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti kuburan.
Makam ini bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir, melainkan saksi bisu perjalanan sejarah panjang sejak masa kolonial hingga saat ini.
Menurut Penjaga Makam, Bambang, kompleks pemakaman seluas 2 hektare tersebut sudah berusia lebih dari dua dekade. Dia menyatakan, kompleks makam tersebut bahkan lebih tua dari bangunan Lapas Pekalongan. “Di sini ada yang meninggal tahun 1810. Berarti sebelum Indonesia merdeka, makam ini sudah ada,” tuturnya.
Baca Juga:MHH PDM Kendal Gagas Asosiasi Paralegal: Siap Beri Bantuan Hukum Gratis untuk Masyarakat! Komunitas-Komunitas di Pekalongan: Ruang Ekspresi, Edukasi, dan Aksi Sosial Anak Muda
Awalnya, makam ini memang diperuntukkan bagi warga Belanda yang tinggal di Pekalongan. Nama-nama khas dari berbagai kota di Eropa, seperti Hamburg dan Amsterdam, masih terukir di beberapa nisan tua yang kini mulai termakan usia.
Di samping kompleks pemakaman, terdapat bangunan rumah penjaga yang masih asli, belum pernah direnovasi. Dinding tebal, besi, dan kayu tua tetap terjaga keasliannya, menjadi bagian dari cagar budaya yang menyimpan banyak cerita.
“Rumah ini dulu rumah Belanda yang jaga, bangunannya masih utuh semua tidak ada yang di renovasi. Sampai kayunya juga masih asli dari dulu,” tambah Bambang.
Seiring waktu, Makam Kristen Panjang Wetan tidak hanya menjadi tempat peristirahatan warga Belanda. Kini, makam ini juga menjadi tempat pemakaman bagi warga Tionghoa, Batak, hingga Jawa yang beragama Kristen. “Sekarang yang dimakamkan di sini ya orang Kristen, termasuk Cina, Batak dan Jawa,” tambahnya. Bahkan, beberapa keluarga Tionghoa masih rutin berziarah, terutama saat Natal dan Tahun Baru Imlek.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, tercatat ada sebanyak 1.688 makam di kompleks Kerkhof. Sejumlah batu nisan menunjukkan bahwa area pemakaman ini telah ada sejak awal abad ke-19. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya nisan yang mencantumkan tahun wafat 1908, yang menandakan keberadaan makam tersebut jauh sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Perawatan makam dilakukan rutin oleh petugas, dengan biaya dari keluarga yang masih memiliki makam di area tersebut. Sementara Bambang, sebagai penjaga, memastikan keamanan kompleks dari berbagai gangguan, mulai dari orang tidak bertanggung jawab hingga hewan liar.