RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Malam minggu di Pendapa Kaoeman, Batang, terasa berbeda. Denting musik, gerak anggun Tari Gambyong, dan lagu-lagu dari Suka Band berpadu dalam suasana hangat. Acara ini tak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga pesan kebudayaan dan politik yang menyatu dalam harmoni.
Lewat forum diskusi bertajuk “Seni Bicara Politik”, para seniman Batang tak hanya tampil, tetapi juga menyuarakan keresahan, harapan, dan mimpi mereka akan masa depan kesenian lokal. Acara ini digagas Dewan Kesenian Daerah (DKD) Batang bersama Badan Kesbangpol, dengan menghadirkan Wakil Ketua DPRD Batang, Danang Aji Saputra.
“Seniman bukan sekadar pelaku seni, mereka juga penjaga identitas budaya. Sudah sepantasnya mereka punya ruang, bahkan suara dalam dinamika sosial-politik,” ujar Danang.
Baca Juga:Kompleks Pemakaman 'Kerkop', Saksi Bisu Era Kolonial di Kota PekalonganMHH PDM Kendal Gagas Asosiasi Paralegal: Siap Beri Bantuan Hukum Gratis untuk Masyarakat!
Ia menegaskan dukungannya terhadap geliat seni budaya Batang, termasuk impian lama para seniman: membangun gedung kesenian yang representatif. “Kalau PAD (Pendapatan Asli Daerah) meningkat, saya akan dorong agar anggaran untuk seni budaya lebih besar. Tahun depan kita berharap tidak ada refocusing lagi,” jelasnya.
Kepala Bakesbangpol Batang, Agung Wisnu Barata, menyebut bahwa pendidikan politik bisa dilakukan lewat cara yang lebih membumi, seperti seni dan budaya. Ia mencontohkan bagaimana Sunan Kalijaga menyampaikan dakwah melalui wayang. “Jadi bicara politik itu tidak selalu lewat forum resmi. Seni budaya adalah media ampuh menyentuh hati rakyat,” ungkapnya.
Diskusi budaya ini menjadi bukti bahwa seniman juga bagian dari masyarakat politik yang sadar dan aktif menyuarakan aspirasi politik melalui karya.
Ketua DKD Batang, Ahmad Suroso, menyampaikan bahwa para seniman Batang sudah lama memimpikan gedung kesenian yang layak. “Bukan hanya tempat tampil, tapi sebagai rumah untuk karya-karya kami yang layak dinikmati oleh publik,” tegasnya. Ia mengapresiasi respons positif dari pihak legislatif dan berharap impian itu segera masuk skala prioritas pembangunan daerah.