RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Kemeriahan mewarnai Desa Pidodokulon, Kecamatan Patebon, yang tengah melaksanakan sejumlah acara dalam rangka Merti Desa, Selasa (22/7/2025). Prosesi budaya yang mengekspresikan syukur atas limpahan rezeki ini juga dihadirkan dalam momentum Hari Jadi Desa Pidodokulon ke-195.
Prosesi merti desa sendiri diisi dengan banyak acara sejak pagi sampai malam hari. Kegiatan dibuka dengan tahlil dan doa bersama yang dipusatkan di kantor desa setempat. Setelahnya, acara kirab yang dinanti-nanti warga pun dimulai.
Kades Pidodokulon, Didik Prastiawan, menjelaskan, prosesi kirab budaya mengambil start dari balai desa dan finish di lapangan. Arak-arakan dengan membawa gunungan hasil bumi ini juga diikuti grup sholawatan, tokoh masyarakat dan agama, kades beserta aparatur desa, serta unsur masyarakat lainnya. Sesaat setelah peserta kirab sampai di lapangan, warga dari berbagai usia pun berebut gunungan yang menambah semaraknya acara.
Baca Juga:Pasar Banjarsari Pekalongan Kelola Sampah Tanpa Tempat Transit, Andalkan Truk Langsung ke TPS3R!Kades Mojotengah Batang Kembali Tersangka, Kali Ini Diduga Korupsi Dana Desa Rp235 Juta!
“Kegiatan ini sekaligus sebagai peringatan Hari Jadi Desa Pidodokulon ke-195,” ungkap Didik.
Siang hari, acara dilanjutkan dengan tradisi ruwatan. Lewat prosesi ini, warga melangitkan doa dan harapan agar Allah SWT melimpahkan keberkahan sehingga hasil pertanian meningkat dan dijauhkan dari musibah hama. Puncak merti desa adalah pada malam hari yang menghadirkan pentas wayang kulit dengan dalang Ki Joko Boler dari Weleri.
“Selama ini masih banyak hama yang menyerang lahan pertanian utamanya padi. Insyaallah dengan ruwatan segala sengkolo petani bisa berkurang,” terang Didik.
Melalui merti desa, pihaknya juga berharap publik akan lebih mengenal Desa Pidodokulon, dan masyarakatnya bisa hidup makmur dan sejahtera. “Alhamdulillah, antusiasme dan dukungan masyarakat cukup luar biasa untuk suksesnya acara merti desa ini. Maka ke depan ini akan terus dilaksanakan sebagai agenda desa,” ujar Didik.
Salah satu warga, Mustakim, menyambut baik acara merti desa ini. Sebab kegiatan massal ini juga efektif menjadi ruang silaturahmi antar warga Pidodokulon. “Kirab merupakan budaya Jawa dan perlu kita lestarikan agar tidak punah,” tutur Mustakim.