RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Menjelang pembukaan Pasar Banjarsari pada Agustus mendatang, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM) terus berupaya meningkatkan pengelolaan sampah di lingkungan pasar tersebut.
Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, menegaskan bahwa sistem pengelolaan sampah di Pasar Banjarsari tidak akan menggunakan tempat transit. Langkah ini diambil guna mencegah penumpukan sampah dan kondisi lingkungan yang kumuh.
“Pengelolaan sampah di Pasar Banjarsari tidak memakai tempat transit. Kalau diberi, nanti akan jadi titik-titik kecil yang justru sulit ditangani,” ujar Supriono saat melakukan monitoring di Pasar Banjarsari, belum lama ini.
Baca Juga:Kades Mojotengah Batang Kembali Tersangka, Kali Ini Diduga Korupsi Dana Desa Rp235 Juta!Digigit Ular Usai Ngaji, Pemuda Poncol Dilarikan ke RSUD Kraton, Kini dalam Observasi Medis!
Sebagai gantinya, pengangkutan sampah akan dilakukan langsung menggunakan truk menuju lokasi pengolahan akhir, tanpa singgah di titik transit manapun. Sebagai respons atas kondisi darurat sampah yang terjadi belakangan ini, pengelolaan sampah pasar ke depan akan dipusatkan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Pasar Kuripan. Lokasi ini akan dijadikan titik utama untuk mempercepat proses pengangkutan dan pengelolaan.
“Ini darurat sampah. Rencana kami pusatkan sementara di Pasar Kuripan, dan diupayakan pengangkutan bisa berjalan 24 jam,” tegas Supriono.
Ia menambahkan, saat ini pemerintah telah menyiapkan armada tambahan untuk mendukung pengangkutan nonstop tersebut. Armada baru ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penanganan volume sampah di kawasan pasar.
Dengan sistem ini, diharapkan lingkungan Pasar Banjarsari tetap bersih, tertib, dan aktivitas ekonomi masyarakat tidak terganggu oleh persoalan sampah yang menumpuk.