Transformasi Posyandu Batang, Bupati Faiz Siapkan Reward Promosi Jabatan & Dana Tambahan!

Transformasi Posyandu Batang: Bupati Faiz Siapkan Reward Promosi Jabatan & Dana Tambahan!
NOVIA ROCHMAWATI PELANTIKAN - Pengukuhan tim posyandu Kabupaten Batang oleh Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Pemerintah Kabupaten Batang memperkuat komitmen dalam transformasi pelayanan kesehatan masyarakat berbasis desa melalui pengukuhan Tim Posyandu Kabupaten Batang, Selasa (29/7/2025). Dalam agenda yang digelar di Aula Kantor Bupati itu, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan menyampaikan bahwa program Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) akan menjadi tolok ukur baru dalam evaluasi kinerja kecamatan.

Bupati Faiz menyebutkan bahwa kecamatan yang berhasil mengimplementasikan 6 SPM secara menyeluruh akan mendapatkan insentif berupa promosi jabatan lebih cepat bagi camat serta tambahan alokasi dana indikatif. “Kinerja pelayanan posyandu kini akan berpengaruh langsung terhadap kebijakan promosi dan anggaran. Ini bentuk apresiasi bagi wilayah yang betul-betul melayani masyarakat secara konkret,” tegasnya.

Pengukuhan juga menetapkan Faelasufa Faiz sebagai Ketua Tim Pembina Posyandu Kabupaten Batang. Ia dikukuhkan di hadapan Ketua Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah.

Baca Juga:HUT Kendal ke-420 Lebih Hijau! Karangan Bunga Diganti Pohon Buah, Kurangi Sampah Lingkungan!Kunjungi Radar Pekalongan, Yoyok Riyo Sudibyo Berharap Media Jadi Corong Kebenaran!

Program 6 SPM sendiri telah diujicobakan selama satu setengah bulan di tiga desa: Desa Kemiri Barat (Kecamatan Subah), Desa Kebumen (Kecamatan Tulis), dan Desa Sembung (Kecamatan Banyuputih). Ketiganya menjadi model percontohan untuk implementasi layanan dasar terintegrasi, mulai dari kesehatan, pendidikan, ketertiban umum, hingga sosial.

Faelasufa menyampaikan bahwa saat ini terdapat 1.236 posyandu aktif di Kabupaten Batang, dengan kader antara 20–40 orang per desa. Peran mereka sangat krusial dalam pengumpulan data gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak, yang menjadi basis pengendalian stunting di daerah. “Tanpa kader, kita tidak bisa punya data yang akurat soal perkembangan gizi anak-anak. Ini sangat memengaruhi penanganan stunting,” ungkap Faelasufa.

Ia menambahkan, posyandu bukan hanya tempat penimbangan balita, tetapi juga mencakup layanan bagi ibu hamil dan lansia, serta menjadi wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat.

0 Komentar