PEKALONGAN.ID,KOTAPEKALONGAN – Komitmen perempuan dalam menjaga lingkungan dan memperkuat ketahanan pangan keluarga kembali ditegaskan melalui pelaksanaan Gerakan Perempuan Menanam Pohon (Rabu Pon) yang digelar serentak di seluruh Jawa Tengah, termasuk di Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kota Pekalongan, Rabu (30/7/2025).
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan, Hj. Inggit Soraya, S.Sn., MM, memimpin langsung kegiatan tersebut yang melibatkan jajaran pengurus PKK dari tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan. Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan bersama yang melibatkan 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
“Ini bukan sekadar menanam, tapi bagian dari upaya membudayakan ketahanan pangan keluarga, sekaligus mendukung penanganan stunting di Pekalongan,” ujar Inggit saat memberikan sambutan.
Baca Juga:Wawalkot Hadiri Rakor Strategi Gizi Nasional, Tegaskan Komitmen Dukung Program Makan Bergizi GratisHari Koperasi ke-78, Pemkot Pekalongan Resmikan 27 Koperasi Merah Putih untuk Dorong Ekonomi Komunitas
Dalam gerakan tersebut, dilakukan penanaman pohon buah seperti alpukat, pepaya, pisang, serta sayuran seperti cabai, tomat, dan aneka tanaman pangan lainnya. Tanaman-tanaman ini ditanam di halaman rumah warga dan lahan-lahan potensial, sebagai bentuk nyata pemanfaatan pekarangan untuk mendukung kebutuhan gizi keluarga.
Kegiatan ini juga diselaraskan dengan program nasional GERTAM (Gerakan Menanam Cabe) serta program Hatinya PKK (Halaman Asri, Teratur, Indah, dan Nyaman) yang terus didorong oleh TP PKK di seluruh Indonesia.
Bibit tanaman disediakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, dan dibagikan kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk dukungan dan fasilitasi dari pemerintah daerah untuk pemberdayaan masyarakat melalui ketahanan pangan lokal.
Inggit berharap Kelurahan Kuripan Yosorejo bisa menjadi contoh bagi kelurahan lain di Kota Pekalongan. Ia menginginkan agar semangat menanam tidak berhenti sebagai kegiatan simbolis, tetapi benar-benar tumbuh menjadi kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
“Mudah-mudahan semangat menanam ini bisa menular ke kelurahan lainnya, karena ini bukan hanya gerakan seremonial, tapi budaya yang harus terus dibiasakan,” tutupnya.
Gerakan ini pun disambut antusias warga, terutama kaum ibu yang menjadi ujung tombak dalam pengelolaan rumah tangga. Momentum ini sekaligus memperkuat peran perempuan sebagai agen perubahan dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya di bidang pangan dan lingkungan. (dur)