Meski demikian, Imam tetap optimistis dengan keberlangsungan aktivitas di TPI. Menurutnya, pada hari-hari biasa, terutama saat musim bulan gelap, masih ada 3 hingga 5 kapal besar yang rutin bongkar muatan. Sementara saat bulan terang, aktivitas cenderung menurun karena nelayan memilih tidak melaut akibat hasil tangkapan yang minim.
Adapun jenis ikan yang saat ini mendominasi lelang di TPI adalah ikan layang dan ikan banyar, dengan harga berkisar antara Rp14.000 hingga Rp17.000 per kilogram, tergantung pada ketersediaan pasokan di pasar. “Kalau stok ikan sedikit, otomatis harga naik karena permintaan tinggi. Tapi kalau pasokan melimpah, harga cenderung turun,” ujarnya.
Imam memprediksi produksi akan kembali meningkat pada periode September hingga Desember, saat musim ikan tongkol dan lemuru tiba. “Kondisi seperti ini merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi. Kami tetap optimis aktivitas lelang dan distribusi ikan akan kembali ramai,” tuturnya.
Baca Juga:PT Kabana Textile Industries Disegel Ratusan Polisi, Nasib Pekerja Lama Terombang-ambing!Terobosan Transportasi Batang, PT KAI Beri Diskon Tiket, Tambah Jadwal, hingga Rencanakan Commuter Line!
Lebih jauh, Imam juga menyoroti pentingnya koordinasi antarpemangku kepentingan di sektor perikanan. Ia mengakui bahwa meskipun koordinasi di Pekalongan sudah berjalan, namun masih perlu ditingkatkan agar bisa seoptimal daerah lain seperti Tegal, yang dinilainya memiliki sistem koordinasi lebih terintegrasi.
Dengan adanya transparansi informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai dinamika di lapangan, Imam berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat. “TPI Pekalongan tetap aktif. Kami terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk nelayan dan masyarakat,” pungkasnya.