WB Lapas Pekalongan Diberi Pelatihan Keterampilan

WB Lapas Pekalongan Diberi Pelatihan Keterampilan
ISTIMEWA PELATIHAN - WB Lapas Pekalongan diberikan pelatihan ketrampilan untuk kemandirian.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan kembali mengadakan Program Pelatihan Kemandirian. Program pelatihan ini meliputi membatik, menjahit, perikanan dan pertanian.

Pelatihan dilaksanakan dari Senin hingga Jumat, pukul 08.30-10.00 WIB. Kegiatan ini turut menggandeng Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, serta tiga pelaku usaha lokal yaitu Batik Mulasari, Batik Ghaitsa Pelangi dan DMA Collection.

Program Pelatihan Kemandirian diawali pembukaan dengan penandatanganan kerja sama antar Lapas Pekalongan dengan lima mitra dari dinas maupun pelaku usaha yang akan membantu dalam pelatihan pada Senin (21/7/25).

Baca Juga:Gedung Serbaguna 2 Lantai Desa Cempokomulyo Kendal Diresmikan, Jadi Pusat Kegiatan Masyarakat!TPS-3R Kuripan Jadi Sentra Pengelolaan Sampah Pasar Pekalongan, Antisipasi Tutupnya TPA Degayu!

Kepala Subseksi Bimbingan Kerja & Pengelolaan Hasil Kerja, Sahren (49) menyampaikan bahwa program yang diselenggarakan selama satu minggu ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan sebagai bekal warga binaan agar memiliki keterampilan.

”Untuk membekali warga binaan agar setelah selesai menjalani masa pidana itu tidak bingung pada saat mencari pekerjaan,” jelasnya. Salah satu fokus program pelatihan yaitu menjahit yang bekerja sama dengan DMA Collection.

Pelatihan menjahit mulai dari pengenalan mesin jahit hingga praktek langsung menjahit produk seperti taplak meja. Bahan dan peralatan yang digunakan pelatihan disediakan oleh lapas melalui anggaran yang ada. Pemilik usaha DMA Collection, Dhofiroh menyampaikan pelatihan menjahit tahun ini membuat produk taplak meja.

”Ada yang belum bisa sama sekali dan ada yang sudah bisa sedikit-sedikit. Untuk yang belum bisa berarti kita ke pengenalan mesin, fungsi setiap bagian mesin, memasukan benang, mengisi spul, memasang skkoci ke mesin dan cara menyalakan serta mematikan mesin,” ujarnya.

Produk hasil menjahit ini biasanya digunakan di kantor bahkan bisa dijual apabila ada permintaan. Program ini tidak diikuti oleh semua warga binaan, sekitar 80 orang yang mengikuti program pelatihan ini. Sementara yang tidak ikut akan diarahkan untuk mengikuti kegiatan yang lain, seperti kegiatan di pondok pesantren dan kegiatan kepramukaan.

”Kalau yang tidak ikut, sementara ada kegiatan di pondok pesantren dan kegiatan kepramukaan di Nusakambangan untuk mewakili Lapas Pekalongan,” tutur Sahren. Selain itu di masa mendatang akan direncanakan kegiatan rehabilitasi narkoba untuk warga binaan.

0 Komentar