Sementara itu, Miftakhutin, pembatik Rifaiyah Batang, mengaku terharu melihat karya peserta. “Saya sempat menangis melihat video para konten kreator. Mereka berhasil menggambarkan kondisi riil batik Batang yang sulit berkembang karena minim regenerasi,” ucapnya.
Sebagai tindak lanjut, Miftakhutin yang juga guru MI Al Islam Watesalit mulai mengajarkan teknik membatik kepada siswa kelas 3 hingga kelas 6. Setiap siswa diwajibkan membuat karya batik secara bertahap hingga lulus, lalu menjualnya sebagai bekal keterampilan dan manfaat ekonomi.
“Kami mengajarkan mereka membatik sambil melantunkan syair yang biasa dibawakan pembatik Rifaiyah. Harapannya, sejak dini mereka sudah mencintai dan mampu menghidupi tradisi ini,” tandasnya.