Penjelasan dan Sikap LMKN
LMKN menegaskan bahwa sistem royalti tetap berjalan sesuai aturan hukum. Beberapa poin penting dari LMKN:
- Musisi yang membebaskan lagu tidak otomatis menghapus kewajiban royalti.
- Hak cipta terbagi menjadi beberapa aspek: pencipta, performer, dan produser rekaman.
- Royalti tetap harus dibayar oleh pemilik usaha yang memanfaatkan musik secara komersial.
- Publik diimbau memahami struktur hak cipta agar tidak salah menafsirkan pernyataan musisi.
Dampak Permasalahan Royalti bagi Pelaku Usaha
Bagi pelaku usaha, aturan ini membawa dampak signifikan:
- Banyak kafe dan restoran memilih tidak memutar musik karena takut terkena sanksi.
- Beberapa bahkan mengganti musik dengan suara burung atau musik buatan AI.
- Kondisi ini memperlihatkan ketidaksesuaian antara aturan dengan praktik di lapangan.
Fakta Penting yang Harus Diketahui
Agar tidak salah kaprah, ada beberapa hal penting seputar sistem royalti:
Baca Juga:Evolusi AI GPT-5 Membawa Kecerdasan Buatan ke Level yang Lebih Canggih! Kamu Sudah Coba?Beberapa Rekomendasi HP 5G Harga 3 Jutaan Tahun 2025! Paling Worth It dan Anti Lemot! Cocok Buat nge-Game!
- Royalti tetap dipungut meskipun musisi menggratiskan lagunya.
- Kewajiban pembayaran ada pada pengguna komersial, bukan musisi.
- Tuntutan revisi aturan dan transparansi menjadi aspirasi mayoritas musisi serta pelaku usaha.
Tanggapan para musisi tentang permasalahan royalti memperlihatkan betapa kompleksnya isu ini di Indonesia.
Ada musisi yang menggratiskan karyanya, ada yang menuntut transparansi, sementara LMKN tetap berpegang pada aturan hukum.
Hingga ada sistem distribusi yang lebih adil dan transparan, polemik royalti musik kemungkinan besar akan terus menjadi isu hangat di kalangan musisi, pelaku usaha, dan masyarakat.