RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Antrean panjang calon jemaah haji di Kabupaten Batang kian mengkhawatirkan. Betapa tidak, daftar tunggu haji di daerah ini kini tembus 32 tahun. Artinya, jika mendaftar tahun ini, jemaah baru bisa berangkat sekitar tahun 2057.
Data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Batang mencatat, ada sekitar 25 ribu calon jemaah yang masih menanti giliran. Sementara itu, kuota haji yang didapat setiap tahun hanya sekitar 700–800 orang.
“Daftar tunggu haji di Kabupaten Batang masih panjang. Saat ini antreannya bisa sampai 32 tahun,” ungkap Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Batang, Siti Mahmudah, Rabu (27/8).
Baca Juga:Ajak Jukir Awasi Rokok Ilegal, Wawalkot Balgis: Jangkauan Jukir Luas!Tanggul Laut Jawa Jadi Angin Segar, Anggota DPR RI Desak Segera Terealisasi di Pantura!
Lamanya masa tunggu ini, lanjut Mahmudah, bukan hanya terjadi di Batang, melainkan juga di hampir semua daerah di Indonesia. Penyebabnya jelas: kuota terbatas dari Pemerintah Arab Saudi. Kuota haji diberikan berdasarkan jumlah penduduk Muslim, yakni satu per seribu jiwa. Dengan jumlah Muslim Indonesia sekitar 221 juta orang, maka kuota haji Indonesia hanya 221 ribu jemaah per tahun.
Padahal, Indonesia tercatat sebagai negara dengan kuota haji terbesar di dunia, mengungguli Pakistan dan India. Namun, dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak, kuota tersebut tetap tidak mampu mengimbangi lonjakan pendaftar.
Meski begitu, Mahmudah berharap pemerintah Arab Saudi dapat menambah kuota bagi Indonesia agar waktu tunggu yang panjang dapat berkurang, sehingga semakin banyak umat Muslim dapat segera menunaikan ibadah haji.
Adapun ditambahkan Mahmudah, berdasarkan data Kemenag, calon jemaah haji asal Batang yang akan berangkat pada 2026 mencapai 816 orang, lebih banyak dibanding tahun 2025 yang hanya 727 orang.
“Kuota sebenarnya masih tetap. Hanya saja pada 2012–2013 jumlah pendaftar melonjak tajam. Dampaknya baru terasa sekarang, termasuk untuk jatah tahun 2026,” jelasnya.
Lamanya antrean membuat banyak calon jemaah sudah memasuki usia lanjut saat gilirannya tiba. Seperti dialami Purnomo (73), warga Pasekaran. Ia mengaku sudah puluhan tahun mendaftar, tetapi hingga kini masih menunggu. “Fisik saya sudah lemah, tapi saya masih berharap bisa berangkat. Tinggal menunggu kepastian saja,” ujarnya lirih.(fel)