RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Perpustakaan Nasional RI bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpuska) Kabupaten Batang menggelar Program Duta Baca Masuk Sekolah di Aula SMK 1 Kandeman, Rabu (10/9/2025). Kegiatan ini dihadiri puluhan pelajar dengan semangat untuk menumbuhkan budaya literasi sejak dini.
Kepala Disperpuska Batang, Suprapto, mengatakan program tersebut tidak hanya sebatas menumbuhkan minat baca, tetapi juga mendorong para pelajar untuk melahirkan karya tulis yang berakar pada kearifan lokal.
“Melalui program Duta Baca Masuk Sekolah, kami ingin menanamkan semangat membaca sekaligus melatih keterampilan menulis para siswa. Mudah-mudahan literasi di Kabupaten Batang semakin berkembang dan memberi dampak nyata bagi generasi muda,” ungkapnya.
Baca Juga:FIK Unikal Lepas 120 Calon Wisudawan Periode September, Siap Cetak Nakes Unggul!Wali Kota Pekalongan Imbau Pedagang Segera Pindah ke Pasar Banjarsari, Pasar Darurat Ditutup 25 September!
Kegiatan ini dikemas dalam beberapa sesi, mulai dari pengenalan literasi interaktif, pelatihan menulis bersama Duta Baca Nasional, hingga pendampingan menghasilkan karya. Panitia menargetkan setiap peserta mampu menulis karya yang nantinya bisa didokumentasikan sebagai konten literasi lokal Batang.
“Sebanyak 70 peserta sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Ini menjadi sinyal positif bagi perkembangan budaya baca dan tulis di Batang,” jelas Suprapto.
Meski begitu, Suprapto mengakui Batang masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam bidang literasi. Berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2024, Batang mencatat angka 65,78 persen atau kategori sedang, dan berada di peringkat 19 dari kabupaten/kota di Jawa Tengah.
“Target kami ke depan Batang bisa masuk kategori tinggi dan tembus 10 besar Jawa Tengah. Untuk itu, kolaborasi pusat dan daerah seperti ini sangat penting,” tegasnya.
Dari sisi nasional, Abdullah dari Perpustakaan Nasional RI menuturkan, IPLM Indonesia tahun 2024 tercatat di angka 74,51 persen, juga masih kategori sedang. Sementara Tingkat Gemar Membaca (TGM) masyarakat berada di 72 persen.
“Pemerintah menargetkan angka ini terus naik agar bisa mendekati rata-rata nasional. Literasi sekarang tidak hanya sekadar membaca buku, tapi juga kemampuan mengakses dan memanfaatkan informasi, termasuk lewat internet,” jelasnya.
Ia menekankan, literasi memiliki cakupan luas dalam kehidupan sehari-hari. “Mempelajari ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan juga bagian dari literasi. Karena itu, penguatan literasi harus dilakukan di semua lini, termasuk sekolah-sekolah,” ujarnya.