RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid atau Mas Aaf, memberikan pembinaan kepada pengurus dan pengawas Koperasi Kelurahan Merah Putih se-Kota Pekalongan di Gedung Pusdiklat Kospin Jasa, Selasa (9/9/2025).
Dalam arahannya, Wali Kota Aaf menekankan agar koperasi tidak hanya bergerak pada bidang simpan pinjam. Menurutnya, jenis usaha tersebut rawan menimbulkan persoalan yang dapat memberatkan pengurus maupun pengawas. “Saya tekankan, bidang usaha koperasi ini jangan simpan pinjam. Pasti akan banyak masalah di situ, kasihan nanti pengurus dan pengawasnya,” katanya.
Menurutnya, koperasi serba usaha harus sinkron dengan program-program pemerintah, misalnya penyediaan bahan makanan MBG, kebutuhan rapat kelurahan, hingga konsumsi acara-acara. “Itu semua bisa dikoordinasikan melalui Koperasi Merah Putih,” ujar Wali Kota Aaf.
Baca Juga:Kasus HIV di Batang Didominasi Kelompok Gay, 1.124 ODHIV, 196 Kasus dari LSL!LP Ma'arif NU Pekalongan Kirim 121 Atlet ke Porsema XIII Jateng, Targetkan Masuk 15 Besar!
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan koperasi bergantung pada dukungan kelurahan. Koperasi akan sulit berkembang jika tidak dilibatkan dalam setiap kegiatan. “Awalnya memang harus kita dorong, terutama dari kelurahan itu sendiri. Percuma kalau ada koperasi Merah Putih tapi kelurahan tidak mendukung. Kalau sudah berjalan, nanti pengurus akan punya kreativitas dan pandangan usaha sendiri. Yang penting sekarang jalan dulu, sambil kita benahi satu per satu,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, menambahkan bahwa pembinaan kali ini dirangkai dengan pelatihan teknis lanjutan yang digelar 9–10 September 2025. Materinya mencakup penyusunan business plan, pengelolaan administrasi, hingga simulasi kemitraan usaha.
“Kalau sebelumnya materi masih seputar perkoperasian umum, kali ini sudah masuk pada hal-hal teknis. Pelatihan tahap 3 sudah kami jadwalkan pada 1–2 Oktober 2025. Harapannya, setelah itu koperasi bisa mandiri bermitra dengan badan usaha maupun perbankan,” terang Supriono.
Ia menegaskan, koperasi diarahkan untuk fokus pada perdagangan dan jasa, bukan simpan pinjam, agar lebih stabil dan berkelanjutan. Supriono menambahkan bahwa koperasi akan hidup kalau ada usaha.
Beberapa sudah mulai berjalan, misalnya kerja sama dengan Bank Jateng melalui sistem Laku Pandai untuk pembayaran pajak, serta peluang dengan Bulog untuk penyediaan sembako dan mitra Pertamina untuk distribusi LPG.