Kisah Inspiratif Tukang Parkir di Pekalongan, Berhasil Kuliahkan Tiga Anak hingga Magister!

Kisah Inspiratif Tukang Parkir di Pekalongan, Berhasil Kuliahkan Tiga Anak hingga Magister!
ISTIMEWA KUNJUNGAN - Tim Verifikator KIP Kuliah (KIP-K) UIN Gus Dur saat mengunjungi rumah keluarga Wahid dalam rangka verifikasi lapangan calon penerima beasiswa KIP-K, baru-baru ini.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Keterbatasan ekonomi tidak menyurutkan semangat keluarga Wahid, warga Kelurahan Jenggot Wetan, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, untuk menyekolahkan tiga anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Wahid hanya berpenghasilan sekitar Rp25 ribu per hari sebagai tukang parkir di Jalan Sultan Agung, sementara istrinya, Trianah, bekerja sebagai buruh masak dengan penghasilan Rp20 ribu per hari. Meski demikian, keduanya tetap menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama.

Anak pertama, Nurul Mukminah, berhasil meraih gelar magister dari UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) pada 2024 dan kini menjadi guru di MSI Pabean. Anak kedua, Hakim, bersiap melanjutkan kuliah di UNISS Batang, sementara anak bungsu, Chairul Mustakim, saat ini menempuh pendidikan di jurusan Sains Data UIN Gus Dur dengan proses pengajuan beasiswa KIP Kuliah (KIP-K).

Baca Juga:Polres Pekalongan Gelar Pembinaan, Dorong Revitalisasi Satkamling jadi Garda Terdepan Keamanan!Puluhan Tiang Internet Ditertibkan di Jalan A Yani Batang, Provider Tak Berizin Kena Sanksi!

“Dulu orang sering mencibir, katanya wong ora nduwé (orang tidak punya), sekolah tinggi buat apa. Tapi justru cibiran itu jadi semangat saya,” ujar Trianah kepada Tim Verifikator KIP Kuliah UIN Gus Dur, dikutip pada Rabu (17/9/2025).

Meskipun penghasilan terbatas, keluarga ini berpegang pada prinsip pantang berutang kepada rentenir. Mereka mengatur pengeluaran sehemat mungkin, bahkan Nurul Mukminah dengan bisyaroh Rp900 ribu per bulan sebagai guru honorer ikut membantu biaya kuliah adiknya.

Kondisi kesehatan Wahid yang sering terganggu sakit lambung tidak menyurutkan langkah keluarga ini untuk terus mendukung pendidikan anak-anaknya.

“Bapak-ibunya cuma lulusan SD. Kami tidak ingin anak-anak bernasib sama. Selama mereka punya semangat belajar, tugas kami hanya mendorong dan mendoakan,” kata Trianah.

Melalui program KIP Kuliah dari pemerintah, keluarga ini berharap anak-anaknya dapat menyelesaikan pendidikan tinggi. “Mereka meyakini bahwa pendidikan tidak hanya memberi peluang kerja lebih baik, tetapi juga membentuk pola pikir positif dalam menghadapi tantangan hidup,” imbuh Abdul Azim, anggota Tim Verifikator KIP-K UIN Gus Dur.(way)

0 Komentar