Festival Tunas Bahasa Ibu Jadi Ajang Melestarikan Bahasa Daerah, 468 Pelajar SMP Batang Unjuk Gigi!

Festival Tunas Bahasa Ibu Jadi Ajang Melestarikan Bahasa Daerah, 468 Pelajar SMP Batang Unjuk Gigi!
DOK. ISTIMEWA BERAKSI - Salah satu peserta lomba tengah beraksi di atas panggug dalam Festival Tunas Bahasa Ibu yang dilaksanakan di SMPN 1 Kandeman, Kamis (18/9/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Di tengah derasnya perkembangan budaya pop, ancaman terhadap eksistensi bahasa daerah bukanlah isapan jempol. Oleh karena itu, setiap upaya mengingatkan pentingnya merawat bahasa ibu ini perlu terus mendapat tempat.

Semangat ini pula yang melatari Festival Tunas Bahasa Ibu, seperti yang digelar di SMPN 1 Kandeman, Kamis (18/9/2025). Acara yang menyasar pelajar SMP se-Kabupaten Batang ini mendapat apresiasi langsung dari Kepala Disdikbud Batang, Bambang Suryantoro.

Menurutnya, Festival Tunas Bahasa Ibu dihadirkan karena bermanfaat bagi anak agar memiliki karakter positif. Dengan membiasakan diri bertutur kata menggunakan bahasa ibu, yakni bahasa Jawa, akan menumbuhkan karakter rendah hati.

Baca Juga:Unikal Pekalongan Luncurkan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker, Siap Cetak Nakes Unggul!Wali Kota Pekalongan Tegaskan Pasar Darurat Resmi Ditutup Mulai 26 September, Pedagang Pindah ke Banjarsari!

“Festival ini berdampak positif karena akan menjadikan karakter anak semakin baik di masa depan,” katanya, saat meninjau Festival Tunas Bahasa Ibu di SMPN 1 Kandeman, kemarin.

Bambang mengakui, kemajuan zaman meningkatkan kerawanan atas punahnya bahasa ibu. Karena itu, sebagai upaya penyelamatan, Disdikbud Batang terus menginisiasi berbagai kegiatan edukatif terkait bahasa ibu.

Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 ini menyajikan total 14 cabang lomba yang seluruhnya mensyaratkan penggunaan bahasa Jawa. Beberapa lomba dimaksud, di antaranya ada geguritan, mendongeng, dagelan, sesorah, dan lainnya.

Ketua panitia, Yaimatul Imam, menyebut Festival Tunas Bahasa Ibu bertujuan mendorong anak mampu melestarikan kebudayaan Jawa, sehingga tidak tergerus arus budaya asing.

“Antusiasme anak sangat tinggi karena diikuti 468 siswa dari 60 SMP se-Kabupaten Batang. Semoga setelah anak mengikuti lomba ini, mereka tidak mengesampingkan bahasa Jawa, tapi justru lebih mencintai dan menerapkannya di keseharian,” terangnya.

Imam juga menyampaikan bahwa sejauh ini prestasi anak didik dari Kabupaten Batang di tiap event Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Jateng sudah cukup baik, yakni peringkat 2. “Targetnya semoga mereka yang lolos ke provinsi bisa memberikan prestasi yang makin baik bagi Kabupaten Batang,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu peserta lomba, Bening Aura dari SMPN 1 Subah, menuturkan kebiasaannya berkomunikasi dengan keluarga menggunakan bahasa Jawa. Tak heran, ia cukup lancar menuntaskan penampilannya di atas panggung. Aura mementaskan cerita fabel “Kancil Si Mata Sekti”.

0 Komentar