Tren Laka Air Meningkat, Relawan BPBD Batang Dilatih Water Rescue Bersama Basarnas!

Tren Laka Air Meningkat, Relawan BPBD Batang Dilatih Water Rescue Bersama Basarnas!
NOVIA ROCHMAWATI PELATIHAN - 15 relawan lintas sektoral mendapat pelatihan water rescue dari Basarnas Kantor SAR Semarang di Pantai Sigandu, Kamis (18/9/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Jumlah kasus kecelakaan air di Kabupaten Batang terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Menyikapi kondisi tersebut, sebanyak 15 relawan lintas sektoral mendapat pelatihan water rescue dari Basarnas Kantor SAR Semarang di Pantai Sigandu, Kamis (18/9/2025).

Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama Basarnas dengan BPBD Kabupaten Batang, melibatkan relawan dari PMI, Bagana, Arnavat, Jaga Baya, serta aparat Polairud dan TNI AL Batang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan penyelamatan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana maupun kecelakaan air.

Kabid Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Batang, M. Fajri, menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan cuaca. “Tujuannya untuk menambah keterampilan relawan agar saat menolong korban bisa dilakukan dengan aman. Apalagi tren laka air dari 2023 hingga 2025 terus meningkat,” ujarnya.

Baca Juga:Sembilan Siswa MAN IC Pekalongan Lolos Final OSN Nasional 2025, Siap Rebut Medali!BPJS Ketenagakerjaan Gelar Sosialisasi dan Pendaftaran untuk Pedagang Pasar Banyuurip

Fajri mencontohkan salah satu operasi penyelamatan di Kali Kuto, di mana lima anak hanyut. “Alhamdulillah semua korban berhasil ditemukan,” tambahnya.

Sementara itu, Koordinator Pencarian Pertolongan Kantor SAR Semarang, Budi PS, yang menjadi instruktur pelatihan, menekankan bahwa keselamatan penolong adalah prioritas utama.

“Penyelamatan korban di air bisa dilakukan dengan berbagai teknik, seperti meraih, melempar, menggunakan perahu, atau berenang. Namun yang utama, penolong harus memastikan dirinya selamat sebelum menolong orang lain,” jelasnya.

Dalam sesi praktik, relawan mendapatkan pembaruan materi mulai dari teknik mendayung perahu karet, pemanasan untuk mencegah cedera, hingga pertolongan pertama pada korban dengan dugaan cedera tulang belakang (spinal injury).

“Kami melatih penggunaan LSB untuk menstabilkan tulang belakang korban sebelum dibawa ke rumah sakit,” terang Budi. Ia berharap para peserta bisa menularkan ilmu yang diperoleh ke masyarakat di lingkungannya.

“Sebelum bantuan datang dari BPBD atau Basarnas, masyarakat bisa tahu langkah awal yang harus dilakukan. Ini bentuk kesiapsiagaan kita bersama,” tegasnya. (nov)

0 Komentar