PEKALONGAN.ID,KOTAPEKALONGAN – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memprioritaskan upaya menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan menggencarkan program inovatif yang mengintegrasikan Speling (Dokter Spesialis Keliling) dengan Mentoring Klinis. Program ini menyasar layanan kesehatan di lini terdepan, salah satunya di UPT Puskesmas Jenggot, Kota Pekalongan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, saat meninjau pelaksanaan program Speling dan kunjungan kerja ke Puskesmas Jenggot, menegaskan bahwa mentoring klinis menjadi langkah penting memperkuat kompetensi tenaga medis di puskesmas.
“Kali ini ada mentoring klinis yang juga didukung BPJS Kesehatan Kota Pekalongan, Dinkes Provinsi, dan Dinkes Kota Pekalongan. Dokter spesialis memberikan pendampingan langsung kepada dokter umum dengan fokus materi Obstetri dan Ginekologi (Obgyn). Harapannya, angka kematian ibu di Kota Pekalongan dapat semakin ditekan,” ungkap Yunita.
Baca Juga:Spelling Hadir di Jenggot, Ratusan Warga Kota Pekalongan Antusias Periksa Kesehatan GratisNaik Tiga Peringkat, Kota Pekalongan Raih Posisi 5 Nasional di Indeks Tata Kelola Transformasi Digital UGM
Yunita menyebutkan, meski angka kematian ibu di Jawa Tengah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, angka tersebut belum signifikan. Sepanjang 2024 tercatat 427 kasus AKI. Sementara Januari–Agustus 2025 ada 221 kasus, sedikit menurun dari periode sama 2024 yang mencapai 239 kasus.
“Di Kota Pekalongan, pada 2024 terdapat 5 kasus AKI, sementara tahun ini sudah ada 6 kasus. Ini menjadi perhatian kita bersama agar tidak terus bertambah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Yunita memaparkan bahwa mentoring klinis yang digagas BPJS Kesehatan dirancang komprehensif mencakup berbagai isu kesehatan prioritas. “Tidak hanya kematian ibu, tetapi juga pencegahan kematian anak bersama dokter spesialis anak, penanganan TBC dengan dokter paru atau penyakit dalam, pencegahan kanker serviks oleh dokter spesialis Obgyn, hingga kesehatan mental bersama dokter jiwa. Program ini akan dijalankan secara bergiliran di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto atau Budi, menyebutkan mentoring klinis merupakan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan Speling.
“Misalnya, dari hasil skrining ditemukan masalah kandungan atau kebidanan. Maka dokter spesialis memberikan wawasan dan strategi penanganan kasus yang sering terjadi di masyarakat. Jadi hasil Speling tidak hanya berhenti di data, tetapi ditindaklanjuti dengan pendampingan klinis,” kata Budi.