Budi mengaku prihatin dengan jumlah AKI di Kota Pekalongan tahun ini. Namun, sebagian besar kasus dipicu riwayat penyakit bawaan. “Kami terus berupaya mencegah sejak dini melalui program Saber AKI. Kami mendatangkan dokter spesialis Obgyn ke puskesmas-puskesmas untuk mendeteksi risiko tinggi sejak awal sehingga ibu hamil bisa segera mendapat penanganan yang tepat,” tuturnya.
Ia menilai sinergi Speling dan Mentoring Klinis menjadi inovasi nyata untuk memperkuat layanan kesehatan primer. “Speling membantu deteksi dini masalah kesehatan, sedangkan mentoring klinis memperkuat kapasitas dokter umum agar siap menangani kasus kompleks. Dengan dukungan lintas sektor dan BPJS Kesehatan, kami optimistis target penurunan AKI bisa tercapai,” pungkasnya. (dur)