Edukasi Gizi Jadi Fokus Utama Penurunan Stunting di Pekalongan, Angka Prevalensi Masih Tinggi!

Edukasi Gizi Jadi Fokus Utama Penurunan Stunting di Pekalongan, Angka Prevalensi Masih Tinggi!
ISTIMEWA TIMBANG - Pemantauan dan edukasi tentang gizi menjdi fokus utama dalam upaya penurunan stunting.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Permasalahan gizi pada bayi dan balita masih menjadi tantangan serius di Kota Pekalongan dalam upaya menurunkan angka stunting sesuai target nasional. Ketua Tim Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Devi Hardiyanti, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kota Pekalongan tercatat berada di angka sekitar 28. Angka tersebut berhasil ditekan menjadi 19,6 persen pada tahun 2024.

Meskipun menunjukkan penurunan positif, Devi Hardiyanti menekankan bahwa pekerjaan rumah besar masih menanti untuk mencapai target nasional 14 persen. “Dari persentase tersebut bisa dilihat bahwa masalah gizi di Kota Pekalongan masih kurang baik. Harapan kita adalah pemenuhan gizi balita dapat dilakukan dengan benar, namun masih ada pekerjaan rumah besar untuk mencapai target nasional 14 persen,” ungkapnya, belum lama ini.

Menurutnya, kesadaran masyarakat dalam memberikan asuhan dan nutrisi yang tepat bagi bayi serta balita masih perlu ditingkatkan. Edukasi kepada masyarakat masih menjadi kunci utama agar angka stunting dan wasting dapat terus ditekan.

Baca Juga:Bupati Faiz Lantik 6 Pejabat Administrator Batang, Wajib Susun Lima Agenda Prioritas Strategis!SMK Gondang & BPI UIN Gus Dur Kolaborasi 'Sharing of Caring', Edukasi Kesehatan Mental Remaja!

“Masyarakat, terutama orang tua dan pengasuh anak, diharapkan lebih memperhatikan edukasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau kader posyandu. Pemantauan tumbuh kembang anak balita sebaiknya dilakukan secara rutin setiap bulan di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat,” jelasnya.

Devi menuturkan bahwa pola makan tidak bisa disamaratakan antar kelompok usia. Kebutuhan nutrisi bayi dan balita berbeda dengan remaja maupun orang dewasa. Untuk balita, asupan protein harus menjadi perhatian utama. Sedangkan pada usia remaja dan dewasa, pemenuhan gizi dapat mengikuti prinsip “Isi Piringku”.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan. Orang tua memiliki peran utama dalam memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup. Dengan kerja bersama, kita berharap masalah gizi di Kota Pekalongan dapat terus menurun dan mencapai target yang telah ditetapkan,” pungkasnya.(nul)

0 Komentar