Dapur SPPG Pekalongan Terapkan Kontrol Mutu Ketat, Distribusi Makan Bergizi Gratis Maksimal 4 Jam!

Dapur SPPG Pekalongan Terapkan Kontrol Mutu Ketat, Distribusi Makan Bergizi Gratis Maksimal 4 Jam!
ISTIMEWA PENGAWASAN - Tim Pengawasan MBG melakukan kunjungan ke dapur SPPG untuk memastikan proses dan kualitas makanan terjamin.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Pekalongan menerapkan serangkaian langkah terstruktur untuk memastikan keamanan, kebersihan, ketepatan waktu, dan pemenuhan gizi bagi ribuan sasaran Makan Bergizi Gratis (MBG). Proses pengolahan, pengecekan bahan, hingga penyusunan menu dilakukan sesuai pedoman serta arahan pusat.

Saat dikunjungi tim Satgas Pengawasan MBG, Selasa (30/9/2025), salah satu Kepala Dapur SPPG Sapuro Kebulen, Ganesh Permana Putri, memaparkan bahwa bahan pangan selalu datang lebih awal sebagai upaya menjaga kesegaran dan mutu.

“Untuk menjamin kualitas bahan, biasanya bahan-bahan datang dari sore hari sebelum pemasakan. Pengolahan mulai jam 1 dini hari, packing paling awal jam 6.30 untuk anak TK, dan maksimal jam 9 sampai 9.30 paling akhir,” ujarnya.

Baca Juga:Satpol PP Batang Razia Warung Remang-Remang di Kandeman, Respon Aduan Warga!

Ia menjelaskan bahwa unitnya melayani 3.082 penerima manfaat, mencakup TK, SD, SMP, SMA, SMK, serta B3 (ibu hamil, ibu menyusui, dan balita). Terkait menu, ia memastikan makanan disajikan sesuai arahan petugas gizi dan bervariasi.

“Ada masukan dari guru agar menu mengikuti selera siswa seperti spaghetti atau burger. Namun sesuai arahan terbaru, menu olahan tidak boleh terlalu sering. Kami kurangi tapi tetap kami selingi supaya anak-anak semangat makan, dengan proses masak yang bersih dan aman,” jelasnya. Ia juga memastikan tidak ada kasus kesehatan yang muncul akibat konsumsi makanan dari dapur mereka.

Hal senada disampaikan oleh kepala dapur SPPG Bendan Kergon, M. Ferdian, yang melayani 3.994 penerima manfaat. Ia menegaskan pentingnya pengecekan bahan sejak kedatangan. “Kami mengambil bahan baku sore untuk diolah besok. Sebelum diolah, bahan yang datang langsung kami cek. Kalau tidak sesuai, kami retur terlebih dahulu,” terangnya.

Ferdian menuturkan bahwa pengaturan termin masak disesuaikan dengan permintaan sekolah untuk mencegah makanan basi. Ia menyebut jarak antara masak dan distribusi dijaga maksimal dua jam.

“Jarak antara masak dan distribusi dijaga maksimal dua jam. Dapurnya melayani 3.994 penerima manfaat antara lain pelajar SD, SMP, SMK, B3 (ibu hamil, ibu menyusui, balita), dan Kelompok Bermain.”

Ia juga menekankan pentingnya penyusunan menu berbasis kajian gizi dan kerja sama lintas unit. “Menu kita ambil dari ahli gizi. Menu yang rawan kita hindari. Kami juga berdiskusi dengan dapur lain untuk saling memberi saran,” katanya.

0 Komentar