Sementara dalam sambutannya, Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, menyebut kerajinan, termasuk Batik Rifaiyah, harus menjadi “tonggak kultural” yang menopang pembangunan Batang sebagai kota jasa dan destinasi wisata.
“Industri boleh tumbuh, KEK boleh berkembang, tapi budaya harus jadi pondasi. Kita ingin Batang tidak hanya jadi tempat singgah, melainkan tujuan wisata yang menawarkan seni, kerajinan, dan identitas lokal,” ujarnya.
Faiz menekankan pentingnya sinergi pemerintah, Bank Indonesia, swasta, dan masyarakat untuk membawa pengrajin Batang naik kelas, hingga ke pasar nasional dan internasional. “Hadirnya Batik Rifaiyah, batik warna alam, dan kerajinan lain harus kita rawat sebagai penggerak ekonomi sekaligus penjaga identitas daerah,” tegasnya.(nov)
