TPSTT Sentul Batang Segera Dibangun, Gubernur Luthfi Apresiasi Tersono Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah!

TPSTT Sentul Batang Segera Dibangun, Gubernur Luthfi Apresiasi Tersono Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah!
NOVIA ROCHMAWATI TINJAU - Peninjauan TPSTT di Desa Tersono, Kecamatan Tersono, oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Bupati Batang M. Faiz Kurniawan, Senin (6/10/2025).
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Pemerintah Kabupaten Batang menegaskan komitmennya dalam memperkuat pengelolaan sampah berbasis desa. Langkah ini ditandai dengan peresmian Tempat Pengolahan Sampah Sementara Terpadu dan Terintegrasi (TPSTT) di Desa Tersono, Kecamatan Tersono, oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Bupati Batang M. Faiz Kurniawan, Senin (6/10/2025).

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengapresiasi kesiapan Desa Tersono dalam menerapkan sistem pemilahan dan pengolahan sampah sejak dari rumah tangga. Ia menilai pola seperti ini layak dijadikan contoh bagi desa lain di Kabupaten Batang.

“Kalau pemilahan sudah dilakukan dari rumah, otomatis akan mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kalau ini diterapkan desa-desa lain, beban kabupaten juga jauh berkurang,” ujarnya.

Baca Juga:Wali Kota Pastikan Gedung Pemkot Pekalongan Segera Diratakan, Siap Dibangun Ulang Kementerian PU!Polres Pekalongan Tangkap 2 Pengedar Sabu di Kesesi, Amankan 9,62 Gram Barang Bukti!

Luthfi menambahkan, Pemprov Jawa Tengah bersama Kementerian PUPR juga menyiapkan pembangunan TPSTT Sentul di Kecamatan Gringsing dengan kapasitas harian 100 ton per hari. “Alhamdulillah, kapasitasnya nanti 100 ton per hari. Insyaallah akan segera dibangun,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan menyebut TPSTT Tersono telah dilengkapi fasilitas pemilahan sampah berkapasitas 5 meter kubik per jam, pembakaran 1 ton per jam, serta teknologi pengolahan berbasis bahan bakar hidrogen.

“TPS ini melayani tujuh desa dan tiga pasar, di antaranya Desa Tersono, Tanjungsari, Rejosari, Arjowinangun, Pujud, serta Pasar Bawang, Limpung, dan Tersono. Kebutuhan airnya hanya satu liter per jam. Ini langkah awal agar desa mampu mengelola sampah di level masyarakat,” terangnya.

Faiz juga menyinggung tantangan baru yang akan dihadapi Batang pada tahun 2027–2028, saat puluhan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mulai beroperasi. Ia memperkirakan akan ada migrasi penduduk baru sekitar 70.000–80.000 orang.

Oleh karena itu, ia menilai pola pengelolaan sampah di Tersono perlu disinergikan dengan wilayah sekitar seperti Limpung dan Bawang.

“Jika pola ini diterapkan secara luas, kita tidak perlu menambah TPA baru. Desa Tersono bisa menjadi role model pengelolaan sampah berbasis masyarakat, dari rumah tangga, RT, RW, hingga kelurahan,” jelasnya.

Faiz berharap inovasi tersebut dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan industri dan kelestarian lingkungan. “Dengan konsep ini, mudah-mudahan Kabupaten Batang mampu menjaga harmoni antara kemajuan industri dan keberlanjutan lingkungan,” pungkasnya.(nov)

0 Komentar