“Tanggul-tanggul sungai saat ini berada dalam kondisi kritis. Selain itu, 19 kecamatan di Kabupaten Pekalongan berpotensi terdampak angin kencang,” terang Budi. Ia juga mengungkap bahwa penanganan bencana membutuhkan partisipasi aktif masyarakat.
Kapolres Pekalongan AKBP Rachmad C Yusuf menyampaikan bahwa sepanjang 2025 tercatat 9 kejadian bencana alam, menurun dibanding 2024, namun ada peningkatan signifikan pada kasus banjir.
“Kami telah menyiapkan pemetaan wilayah rawan, menyiagakan personel, dan menyiapkan posko darurat. Jajaran Polres juga telah melakukan pelatihan penggelaran alat tanggap bencana sesuai instruksi Polda,” jelasnya.
Baca Juga:Revitalisasi Stadion Moh Sarengat Batang Dimulai, Pemkab Siapkan Rp5,72 M untuk Lintasan Lari Standar NasionalRSUD Kajen Beri Edukasi Kesehatan Seimbang di SMAN 1 Kedungwuni, Ingatkan Bahaya Konsumsi Gula Berlebih!
Kapolres Rachmad juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat. “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan alih fungsi lahan secara masif, terutama di kawasan hutan. Selain itu, siskamling perlu diaktifkan sebagai bentuk peringatan dini bencana di lingkungan masing-masing,” tegasnya.(had)