RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Tingkat literasi dan terutama numerasi di Kabupaten Kendal masih memprihatinkan. Sesuai data, literasi sudah berada di angka 54,9 persen, sementara untuk numerasi masih sebesar 45,1 persen. Pemerintah Kabupaten Kendal karenanya menargetkan capaian literasi dan numerasi bisa tercapai 75 persen dalam tiga tahun ke depan.
Data ini disampaikan Sekretaris Disdikbud Kendal, Sulardi, saat membuka kegiatan Training for Trainer (ToT) bertajuk “Mencetak Guru Inti Matematika: Dari Pengajar Menjadi Trainer Transformatif”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Selasa sampai Rabu (7-8/10/2025) di Aula Gedung PGRI Kendal.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri (Kemlu), lebih dari itu juga didukung Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka).
Baca Juga:Progres Molor! Pembangunan Trotoar A Yani Batang Baru 43%, Kontraktor Terancam Denda Rp1,5 Juta/Hari!Dinperpa Dorong Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal dalam Program MBG, Ikan Pekalongan Jadi Prioritas!
Pelatihan ToT untuk mencetak guru inti matematika ini menurut Sulardi menjadi ikhtiar Pemkab Kendal dalam meningkatkan kompetensi numerasi dasar menuju literasi matematika. “Kita targetkan tiga tahun ke depan bisa mencapai 75%. Jika itu tercapai, Kendal bisa menjadi pusat literasi dan numerasi di Jawa Tengah,” tandasnya.
Pelatihan diikuti 40 guru SD dari 20 kecamatan se-Kabupaten Kendal. Harapannya, pelatihan ini bisa mencetak guru-guru penggerak yang kreatif, menyenangkan, dan mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam belajar Matematika.
“Disdikbud Kendal berharap para peserta ToT dapat menyebarluaskan hasil pelatihan ini kepada rekan sejawat. Sebab, kegiatan numerasi dasar dan literasi baru akan dimulai pada 20 Oktober mendatang. Para peserta ToT inilah yang nantinya menjadi fasilitator di sekolah masing-masing,” jelasnya.
Keprihatinan soal indeks literasi dan numerasi juga disampaikan Ketua Yayasan Gernas Tastaka, Akhmad Sururi Azis. “Kondisi ini membuat kita gelisah — bagaimana mungkin kita bicara Indonesia Emas 2045 kalau fondasi dasarnya belum kuat?,” ujarnya.
Karena itu, peningkatan mutu guru SD disebut Aziz sebagai titik awal perubahan. “Peserta ToT di Kendal ini menjadi harapan agar daerah ini menjadi salah satu penopang kebangkitan Indonesia Emas,” ujarnya.
Duta Besar Diar Nurbiantoro, menyampaikan bahwa program ToT ini merupakan bagian dari diplomasi nyata Kementerian Luar Negeri yang langsung dirasakan masyarakat. “Ini wujud dukungan terhadap program Asta Cita untuk membangun sumber daya manusia unggul, cerdas, sehat, dan produktif. Kita berharap lahir guru-guru inspiratif yang mampu mencetak generasi Indonesia siap berkompetisi di tingkat global,” ungkapnya.