Sego Megono dan Syawalan Lopis Pekalongan Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025!

Sego Megono dan Syawalan Lopis Pekalongan Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025!
DOK LOPIS RAKSASA - Wali Kota Pekalongan, A Adzan Arslan Djunaid saat memotong lopis raksasa dalam tradisi Syawalan di Krapyak, Kota Pekalongan.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN- Sego Megono dan Syawalan Lopis resmi menyandang status sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia 2025. Keduanya lolos bersama 48 usulan lain dari Jawa Tengah yang ditetapkan dalam sidang oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI).

Sego Megono ditetapkan sebagai WBTb kategori Kemahiran Kerajinan Tradisional.Syawalan Lopis dalam kategori Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan.Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dinparbudpora) Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono, mengungkapkan bahwa perjuangan untuk mengusulkan keduanya telah dilakukan sejak tahun 2023.

“Prosesnya cukup panjang. Tahun pertama kami ajukan belum diterima karena ada kekurangan dalam aspek kajian ilmiah dan dokumentasi. Baru setelah semua syarat dilengkapi pada 2024, akhirnya pada 2025 mendapatkan pengakuan resmi,” terang Sabaryo, Minggu (13/10/2025).

Baca Juga:Musim Hujan di Jateng Dimulai Oktober, BPBD Batang Prediksi Curah Lebih Rendah dari Sebelumnya!Dana Transfer Dipangkas Rp203 Miliar, APBD Pekalongan 2026 Terancam Anjlok di Bawah Rp1 T!

Menurut Sabaryo, proses pengusulan WBTb harus memenuhi beberapa kriteria penting, seperti keberadaan pelestari, dokumentasi ilmiah, dan strategi pengembangan berkelanjutan. “Tujuannya agar warisan budaya ini tidak hanya diakui, tetapi juga dijaga keberlangsungannya di tengah perubahan zaman,” tambahnya.

Salah satu tokoh penting dalam pelestarian Sego Megono adalah Haji Masduki, pengelola Rumah Makan Masduki, yang dikenal menjaga keaslian cita rasa Megono sekaligus berinovasi dengan produk “Megono Kaleng”. “Inovasi ini penting agar generasi muda tetap bisa menikmati kuliner khas daerah, bahkan ketika mereka berada jauh dari Pekalongan,” ujarnya.

Penetapan Sego Megono dan Syawalan Lopis sebagai WBTb bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi juga peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Pemerintah Kota Pekalongan berkomitmen untuk mengembangkan potensi wisata kuliner melalui promosi dan kolaborasi dengan pelaku UMKM.

Sabaryo berharap, kesuksesan keduanya menjadi inspirasi bagi pelestarian makanan khas Pekalongan lainnya, seperti Soto Tauto dan Garang Asem. “Setiap rasa punya cerita, dan setiap hidangan adalah bagian dari sejarah. Menjaga kuliner lokal berarti menjaga jati diri daerah,” pungkas Sabaryo.(nul)

0 Komentar