Gerakan Sekolah Kelola Sampah Digencarkan, Pemkot Pekalongan Bentuk Generasi Peduli Lingkungan!

Gerakan Sekolah Kelola Sampah Digencarkan, Pemkot Pekalongan Bentuk Generasi Peduli Lingkungan!
MALEKHA KESADARAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan berkomitmen kuat menanamkan kesadaran peduli lingkungan di kalangan pelajar melalui Gerakan Sekolah Kelola Sampah.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan berkomitmen kuat menanamkan kesadaran peduli lingkungan di kalangan pelajar melalui Gerakan Sekolah Kelola Sampah.

Program ini mengajak setiap lembaga pendidikan untuk menjadi motor penggerak dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Siti Nurul Izzah, menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan inisiasi langsung dari Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid.

Baca Juga:Kalapas Teguh Suroso Perkuat Jajaran Pengamanan, Tekankan Disiplin & Integritas Demi Zero Halinar!Proyek Pengecoran Jalan Pantura Kaliwungu Dimulai, Satlantas Berlakukan Kebijakan Satu Arah!

“Gerakan ini merupakan bagian dari kolaborasi Indonesia dengan Pemerintah Belanda untuk meningkatkan edukasi dan kesadaran lingkungan,” ujar Izzah, Selasa (14/10/2025).

Melalui gerakan ini, sekolah-sekolah diimbau menerapkan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle dalam mengelola sampah. “Edukasi lingkungan juga kami integrasikan ke dalam kegiatan belajar, baik di kurikulum, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler,” tambahnya.

Beberapa sekolah bahkan telah membentuk agen perubahan pengelolaan sampah. Partisipasi dari orang tua, masyarakat, dan komunitas mitra juga menjadi faktor penting dalam mewujudkan gerakan ini.

Tak hanya di tingkat SD, semangat serupa turut digaungkan di jenjang PAUD melalui program “Sulap Sampah Jadi Uang” atau Sumpah Juang. Program ini bertujuan mengajarkan anak-anak untuk menghargai nilai dan manfaat sampah sejak usia dini.

Izzah menekankan bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar respons situasional, melainkan sebuah budaya yang harus terus dilestarikan.

“Komitmen ini harus menjadi bagian dari karakter sekolah dan peserta didik, bukan hanya muncul saat menghadapi masalah sampah,” pungkasnya.(mal)

0 Komentar